BRUSSELS, KOMPAS.com - Presiden AS Joe Biden menjadi sorotan jelang pertemuan NATO yang dihelat di Brussels, Belgia.
Biden bakal tiba di Brussels pada Minggu malam waktu setempat (13/6/2021), setelah menyelesaikan agenda pertemuan G7 di Cornwall, Inggris.
Agenda ini diyakini akan memperkuat sikap tegas mereka atas ancaman yang ditimbulkan oleh China dan Rusia.
Baca juga: AS dan NATO Mulai Tarik Mundur Pasukan dari Afghanistan secara Resmi
Pertemuan ini terjadi sebelum Joe Biden akan menemui Presiden Rusia Vladimir Putin di Swiss, Rabu (16/6/2021).
Dalam wawancara dengan NBC News, Putin menyatakan relasi Moskwa dengan AS berada dalam titik terendah.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menyatakan, agenda ini menjadi momen penting mereka dalam memperkuat aliansi.
Dalam konferensi pers Jumat (11/6/2021), Stoltenberg berujar saat ini mereka harus merespons banyak tantangan dalam kompetisi global ini.
"Kami juga menangani dampak keamanan karena perubahan iklim untuk pertama kalinya. Membuat tugas ini sangatlah penting," paparnya.
Selain itu, sorotan kepada Biden terjadi karena ini adalah agenda pertama AS tanpa keberadaan Donald Trump.
Baca juga: Sinyal Awasi NATO, Rusia Luncurkan Rudal Supersonik dari “Pembunuh Kapal Induk”
Trump, presiden ke-45 AS, menuai perhatian karena serangkaian teater diplomasi dalam pertemuan 2017 dan 2019.
Politisi Partai Republik itu mencari sekutunya. Menyebut mereka "nakal" karena tidak membayar kontribusi secara adil.
Trump bahkan mengancam bakal menarik Washington dari NATO, langkah yang bisa menjadi pukulan telak bagi anggotanya.
Biden disebut akan lebih tenang, diprediksi dia bakal memastikan komitmen "Negeri Uncle Sam" kepada aliansi Atlantik Utara tersebut.
Sesuai dengan Artikel 5 Traktat NATO, seluruh negara harus mendukung penuh jika salah satu dari mereka diserang.
Meski begitu, aliansi tersebut tetap tertekan karena harus memenuhi komitmen kontribusi pertahanan mereka.
Baca juga: Perbaiki Hubungan dengan AS, NATO Bakal Gelar Pertemuan Tingkat Tinggi