WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Laporan terbaru menyebut, lebih dari 260 kali penembakan massal terjadi di AS selama tahun ini, dan 25 di antaranya terjadi pada Juni.
Kelompok nirlaba yang melacak penembakan, The Gun Violence Archive, dilansir di The Hill, merilis laporan ini, menyusul penembakan massal ke-267 pada Sabtu (12/6/2021), ketika dua orang pria melepaskan tembakan di pusat kota Austin dan menyebabkan belasan orang terluka.
Baca juga: Penembakan di Texas AS, 13 Orang Luka-luka
The Gun Violence Archive mendefinisikan penembakan massal terjadi saat empat orang atau lebih ditembak.
Kelompok ini sudah mencatat semua aksi yang tergolong penembakan massal. Bahkan antara Jumat dan Sabtu lalu saja, mereka sudah mencatat setidaknya setengah lusin penembakan.
Ironisnya, penembakan terakhir di Austin, Texas, bertepatan dengan peringatan lima tahun tragedi penembakan klub malam Pulse di Orlando, Florida, yang membuat 49 orang tewas.
Serangan Pulse disebut jadi salah satu penembakan massal paling mematikan dalam sejarah modern.
Baca juga: Penembakan Orlando Disebut Sebagai Terorisme Domestik
Di sisi lain, Presiden Joe Biden mengatakan dalam sebuah pernyataan pada peringatan penembakan itu bahwa kekerasan senjata harus benar-benar dicegah.
"Ada lebih banyak yang harus kita lakukan untuk mengatasi epidemi kesehatan masyarakat dari kekerasan senjata dalam segala bentuk," ujar Biden.
Sementara itu, anggota parlemen AS masih berselisih menanggapi banyaknya aksi penembakan massal.
Partai Demokrat kebanyakan mendorong larangan jenis senjata api tertentu.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.