Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengadilan Aung San Suu Kyi Bakal Digelar Pekan Depan

Kompas.com - 07/06/2021, 19:01 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

NAYPYIDAW, KOMPAS.com - Jadwal sidang untuk pemimpin sipil Myanmar Aung San Suu Kyi dilaporkan bakal terjadi pada pekan depan.

Kabar itu disampaikan pengacaranya, di mana Suu Kyi dijerat berbagai dakwaan mulai dari kepemilikan ilegal walkie-talkie hingga melanggar aturan Covid-19.

Myanmar berada dalam krisis sejak Suu Kyi dan partainya, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) dilengserkan junta militer lewat kudeta 1 Februari.

Baca juga: Hadir secara Fisik di Sidang, Ini Ucapan Tegas Aung San Suu Kyi

Ribuan rakyat turun ke jalan memprotes kudeta itu, dengan grup pemantau menyatakan sekitar 850 orang tewas.

Menurut kuasa hukumnya, Aung San Suu Kyi bakal disidang di pengadilan Naypyidaw pada Senin pekan depan (14/6/2021).

Dilansir AFP Senin (7/6/2021), kuasa hukum Suu Kyi meyakini sidang akan digelar hingga 26 Juli mendatang.

Sejak dijadikan tahanan rumah, pengacara Suu Kyi baru dua kali diizinkan untuk bertemu dengannya.

"Kesaksian dari penggugat dan saksi akan kami kumpulkan mulai minggu depan," kata Min Min Soe setelah menemui kliennya.

Suu Kyi kemudian dijadwalkan menjalani sidang lain pada 15 Juni, di mana dia didakwa melakukan penghasutan.

Baca juga: Berbulan-bulan Kudeta Myanmar, Apa Kabar Aung San Suu Kyi?

Selain itu, akan muncul juga presiden yang juga ikut dilengserkan Win Myint dan pemimpin senior NLD, Dr Myo Aung.

AFP melaporkan, terdapat penjagaan ketat di bangunan dewan yang dekat dengan lokasi pengadilan.

"Aung San Suu Kyi meminta semua rakyat Myanmar berada dalam keadaan sehat," jelas Min Soe meniru perkataan kliennya.

David Mathieson, analis Myanmar menyatakan sidang yang dipimpin junta militer tak lebih dari teatrikal belaka.

Baca juga: Ketua Pemilu yang Ditunjuk Militer Myanmar Akan Bubarkan Partai Aung San Suu Kyi

"Ini semua tentang rezim ilegal yang mendiskreditkan pemimpin demokrasi dengan tuduhan palsu, yang membuat malu diktator mana pun," kata dia.

Pemimpin junta, Jenderal Senior Min Aung Hlaing, mengeklaim pihaknya melakukan kudeta karena NLD sudah melakukan kecurangan dalam pemilu 2020.

Suu Kyi, penerima Nobel Perdamaian, pernah menjadi tahanan rumah selama 15 tahun sebelum dibebaskan pada 2010.

Meski begitu, reputasinya sempat rusak karena diam ketika junta menyerang etnis Rohingya pada 2017.

Baca juga: Aung San Suu Kyi Akan Hadir Langsung di Pengadilan Myanmar pada 24 Mei

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kecelakaan 2 Helikopter Malaysia Jatuh Terjadi Usai Rotornya Bersenggolan

Kecelakaan 2 Helikopter Malaysia Jatuh Terjadi Usai Rotornya Bersenggolan

Global
Kata Raja dan PM Malaysia soal Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut yang Tewaskan 10 Orang

Kata Raja dan PM Malaysia soal Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut yang Tewaskan 10 Orang

Global
Arab Saudi Jadi Ketua Komisi Perempuan, Picu Kecaman Pegiat HAM

Arab Saudi Jadi Ketua Komisi Perempuan, Picu Kecaman Pegiat HAM

Global
Malaysia Minta Video Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut Tak Disebarluaskan

Malaysia Minta Video Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut Tak Disebarluaskan

Global
Puluhan Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Puluhan Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Global
Rangkuman Hari Ke-789 Serangan Rusia ke Ukraina: Situasi Garis Depan Ukraina | Perjanjian Keamanan

Rangkuman Hari Ke-789 Serangan Rusia ke Ukraina: Situasi Garis Depan Ukraina | Perjanjian Keamanan

Global
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
AS Tak Mau Disebut Terapkan Standar Ganda pada Rusia dan Israel

AS Tak Mau Disebut Terapkan Standar Ganda pada Rusia dan Israel

Global
Serangan Israel ke Iran Sengaja Dibatasi Cakupannya

Serangan Israel ke Iran Sengaja Dibatasi Cakupannya

Global
Unilever Tarik Kembali Produk Magnum Almond Terkait Kontaminasi Plastik dan Logam di Inggris dan Irlandia

Unilever Tarik Kembali Produk Magnum Almond Terkait Kontaminasi Plastik dan Logam di Inggris dan Irlandia

Global
Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut di Malaysia, 10 Korban Tewas, Tak Ada yang Selamat

Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut di Malaysia, 10 Korban Tewas, Tak Ada yang Selamat

Global
Rishi Sunak Janjikan Paket Militer untuk Ukraina hingga Rp 10 Triliun

Rishi Sunak Janjikan Paket Militer untuk Ukraina hingga Rp 10 Triliun

Global
Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Internasional
Kim Jong Un Awasi Latihan Serangan Balik Nuklir

Kim Jong Un Awasi Latihan Serangan Balik Nuklir

Global
Ketegangan Geopolitik Iran Vs Israel Memuncak: Dunia Gelisah

Ketegangan Geopolitik Iran Vs Israel Memuncak: Dunia Gelisah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com