Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Badan Pengawas Nuklir PBB Sebut Ada Indikasi Pekerjaan Plutonium di Korea Utara

Kompas.com - 07/06/2021, 18:20 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

WINA, KOMPAS.com – Badan Energi Atom Internasional (IAEA) melihat adanya indikasi pekerjaan pemisahan plutonium dari bahan bakar reaktor bekas di Korea Utara.

Badan pengawas atom PBB itu khawatir, pekerjaan tersebut dapat digunakan dalam proyek senjata nuklir Korea Utara.

IAEA tidak memiliki akses langsung ke negara rahasia itu sejak Pyongyang mengusir inspekturnya pada 2009.

Baca juga: Korea Utara Sebut Israel Jadikan Gaza Rumah Jagal Manusia

Korea Utara lantas melanjutkan program senjata nuklirnya dan segera melanjutkan uji coba nuklir. Ledakan terakhir senjata nuklir Korea Utara terjadi pada 2017.

IAEA yang berbasis di Wina kini memantau aktivitas Korea Utara dari jauh, terutama menggunakan citra satelit, termasuk kompleks nuklir utama di Yongbyon.

Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi mengatakan, uap terus muncul dari pabrik yang melayani laboratorium pemrosesan ulang di Pyongyang.

Melansir Reuters, laporan tersebut disampaikan Grossi dalam pembaruan triwulanan untuk pertemuan Dewan Gubernur yang beranggotakan 35 negara.

Baca juga: Terkendala Diskusi, Pengiriman Vaksin ke Korea Utara Kembali Ditunda

“Pabrik yang melayani laboratorium radiokimia ini terus beroperasi sejak pernyataan terakhir saya kepada Dewan pada Maret,” kata Grossi dalam teks pidato.

"Durasi operasi ini konsisten dengan waktu yang diperlukan untuk kampanye pemrosesan ulang di laboratorium radiokimia,” sambung Grossi.

Dia mengatakan, dalam tiga bulan terakhir, tidak ada indikasi adanya operasi di reaktor utama Korea Utara di Yongbyon yang secara luas diyakini telah memproduksi plutonium untuk senjata.

Baca juga: Ratusan Anak Yatim Piatu Korea Utara, Diklaim Secara “Sukarela” Jadi Pekerja Kasar

IAEA sebelumnya mengatakan, mungkin reaktor tersebut telah ditutup sejak Desember 2018.

Grossi menambahkan, tidak ada indikasi juga bahwa fasilitas Yongbyon yang dianggap sebagai pabrik pengayaan telah beroperasi.

Kendati demikian, Grossi menuturkan bahwa ada indikasi aktivitas yang sedang berlangsung di sebuah fasilitas di luar Pyongyang yang disebut Kangson.

Situs tersebut telah menarik perhatian sebagai situs pengayaan potensial.

Baca juga: Jual Film Ilegal, Pria Korea Utara Ditembak Mati di Hadapan 500 Orang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Global
Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Global
Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Global
Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Global
Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Global
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com