Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Boko Haram, Kelompok Teroris di Nigeria yang Akhirnya Terpecah

Kompas.com - 07/06/2021, 12:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Itu berarti, anggota kelompok Boko Haram atau siapa pun yang tertangkap membantu mereka akan dituntut di bawah Undang-Undang Pencegahan Terorisme negara itu.

Penetapan hukum baru itu diharapkan dapat memudahkan pihak berwenang untuk menuntut anggota kelompok secara hukum.

Baca juga: 330 Murid Disandera Boko Haram, Para Ibu di Nigeria: Kembalikan Anak-anak Kami...

Serangan Boko Haram berlanjut hingga 2014, khususnya di timur laut Nigeria, ketika kelompok itu menyerbu desa-desa dan meneror serta membunuh warga sipil.

Kelompok ini juga membunuh ratusan orang dengan meledakkan bom di kota-kota besar, termasuk Abuja.

Boko Haram juga menargetkan sekolah. Pada Februari 2014 Boko Haram menyerang sebuah perguruan tinggi di negara bagian Yobe di mana sekitar 50 siswa laki-laki tewas dan perguruan tinggi itu hampir hancur.

Kelompok itu mendapat kecaman di seluruh dunia setelah melakukan penculikan massal lebih dari 275 anak perempuan dari sebuah sekolah asrama di Chibok, negara bagian Borno, pada April 2014.

Pada Mei 2014, Dewan Keamanan PBB memberlakukan sanksi terhadap individu di Boko Haram, pembekuan aset, dan mengeluarkan larangan perjalanan dan embargo senjata.

Namun, mengingat struktur informal kelompok tersebut, sanksi tersebut tidak memiliki efek nyata pada operasi Boko Haram.

Kelompok itu melanjutkan serangannya dan memperluas wilayah yang didudukinya. Pada Agustus 2014 Boko Haram mendeklarasikan wilayah yang dikuasainya sebagai negara Islam.

Baca juga: Pembantaian Petani oleh Militan Boko Haram, Sekitar 40 Orang Tewas

Kesetiaan kepada ISIS dan perpecahan

Gelombang baru tampaknya berbalik dalam perang melawan Boko Haram pada Februari 2015.

Kala itu, pasukan dari Nigeria dan negara-negara tetangga cukup berhasil melancarkan serangan terhadap Boko Haram dan menumbangkan kelompok tersebut dari sebagian besar wilayah yang sebelumnya berhasil mereka kuasai.

Sementara itu, pada Maret 2015 kelompok tersebut berjanji setia kepada ISIS dan mengubah namanya menjadi ISWA.

Juga sekitar waktu itu, kelompok tersebut mengalami keretakan yang signifikan.

Abu Musab al-Barnawi, putra pemimpin asli kelompok itu, Yusuf, memimpin mayoritas milisi Boko Haram sementara Shekau menjadi kepala faksi lainnya.

Baca juga: Diculik Boko Haram 5 Tahun Lalu, 112 Gadis Chibok Masih Belum Kembali

Salah satu alasan perpecahan itu adalah penggunaan kekerasan tanpa pandang bulu oleh Shekau yang memengaruhi umat Islam.

Pada 2016, ISIS mengakui faksi al-Barnawi sebagai ISWA. Dan faksi Shekau kemudian disebut dengan nama aslinya: Boko Haram.

Terlepas dari munculnya faksi dan nama yang berbeda, penyebutan Boko Haram terkadang digunakan untuk secara kolektif merujuk pada kedua faksi.

ISWA dilaporkan menjadi sangat aktif mulai 2018. ISWA juga dilaporkan memperoleh pemimpin baru, Abu Abdullah bin Umar al-Barnawi, pada 2019.

Terbaru, Shekau dilaporkan tewas bunuh diri dalam pertempuran melawan ISIS.

Baca juga: Militer Nigeria Bebaskan 1.000 Orang yang Diculik Boko Haram

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com