Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/06/2021, 23:45 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Editor

NEW DELHI, KOMPAS.com - Komunitas Sikh di India melawan stigma buruk dengan membantu pasien Covid-19 dengan pasokan tabung oksigen, setelah sering dianggap anti-nasionalisme.

Harteerath Singh sudah 2 kali terinfeksi virus corona. Setiap kali, pria Sikh itu menghabiskan waktu lama untuk pulih, sebelum kemudian kembali bekerja menyediakan tabung oksigen gratis bagi pasien Covid-19 di kotanya, Gurgaon, di utara India.

Baca juga: Kisah Karyawan Farmasi, Sukarela Jadi Badut Bantu Anak India Lawan Covid-19

Yayasan Hemkunt didirikan oleh ayah Harteerath pada 2010 silam. Aksinya melayani pengidap di tengah tsunami Covid-19 membuahkan ketenaran di seantero negeri, dan mewakili aktivisme minoritas Sikh dalam memerangi wabah di India, seperti dilansir DW Indonesia pada Jumat (4/6/2021).

Selain Harteraath, dua yayasan Sikh lain, Khalsa Aid dan Delhi Sikh Gurdawara Management Committe, ikut turun tangan mengorganisasi distribusi tabung oksigen, atau memasok perlengkapan medis ke rumah sakit.

Komunitas Sikh tergolong minoritas di India dan kerap dicap "anti-nasionalisme” atau "separatis” oleh simpatisan partai pemerintah, BJP. Stigma sosial menguat selama aksi protes para petani melawan UU Pertanian, yang kebanyakan dihadiri warga Sikh.

Baca juga: Meski Regulator Belum Setuju, India Sudah Pesan Jutaan Dosis Vaksin

Krisis perkuat solidaritas

Ketika gelombang kedua wabah corona menerpa India April silam, infrastruktur kesehatan nasional ambruk menghadapi lonjakan pasien.

Pada puncaknya, India melaporkan lebih dari 400.000 kasus penularan dan kematian 4.000 pasien dalam satu hari.

Kelangkaan tabung oksigen memicu krisis, menyusul banyaknya pasien yang meninggal dunia lantaran terlambat atau tidak mendapat jatah oksigen.

Harteraarth dan relawannya mendirikan "langar oksigen,” mengacu pada nama dapur bersama di Gurdwara, kuil kaum Sikh. Di sana, Yayasan Hemkunt menawarkan tabung oksigen gratis, yang disambut antrian panjang keluarga pasien.

Belakangan Herteraarth memutuskan membangun pusat kesehatan yang bisa menampung hingga 500 pasien Covid-19.

"Kami bekerja dengan keras. Kami membuka pesanan, jika area Anda membutuhkan bantuan, kabari kami melalui nomor bantuan,” kata dia.

Organisasi Sikh lain ikut membuka klinik darurat untuk merawat pasien Covid-19 dengan tabung oksigen.

Baca juga: Kasus Pertama Jamur Hitam Mematikan Ditemukan di Luar India

Dari separatis menjadi juru selamat

Hingga akhir bulan lalu, minoritas Sikh di India masih mendulang kecaman atas dukungan terhadap demonstrasi petani. Kini, sentimen publik mulai berubah.

Contoh terbaik bisa disimak pada kasus Khalsa Aid, yang disidik Dinas Investigasi Nasional lantaran diduga ikut mengkoordinasikan aksi protes.

Penyelidikan dihentikan menyusul eskalasi wabah. Kini ribuan relawan Khalsa Aid sibuk membagikan tabung oksigen terhadap pasien Covid-19.

Baca juga: Lagi di Kota Lain India, Anjing Liar Terlihat Memakan Jenazah Setengah Terbakar Diduga Korban Covid-19

"Agama mengajarkan kami satu hal, yakni mengakui persaudaraan umat manusia,” kata Gurpreet Singh, seorang tenaga administrasi di Khalsa Aid India.

"Rasa puas yang Anda dapat jika Anda mengabdi untuk seseorang yang membutuhkan sangat luar biasa," imbuhnya.

Namun, bagi Harterarth, perang masih panjang. Belum lama ini dia harus mengantar tabung oksigen ke negara bagian Jharkhand. Sepekan sebelumnya dia berada di Jammu Kashmir, membawa suplai medis ke kawasan terpencil.

"Pendanaan yang seret memperlambat kerja kami, ketika banyak pendonor yang mengira krisis corona di India sudah berakhir. Itu tidak benar. Wabah kini bergeser dari kota ke kawasan pedalaman,” ujarnya. "Kami membutuhkan lebih banyak dukungan.”

Baca juga: Narapidana India Pilih Tetap di Penjara, Takut Kena Covid-19 Jika Bebas

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Bom Bunuh Diri di Masjid Pakistan: 57 Tewas, Pelaku Masih Misteri

Bom Bunuh Diri di Masjid Pakistan: 57 Tewas, Pelaku Masih Misteri

Global
Kura-kura Peliharaan di AS Kabur dari Klinik Dokter Hewan untuk Ketiga Kalinya

Kura-kura Peliharaan di AS Kabur dari Klinik Dokter Hewan untuk Ketiga Kalinya

Global
Aturan Baru, Anggota Parlemen AS Bisa Pakai Pakaian Olahraga Saat Bekerja

Aturan Baru, Anggota Parlemen AS Bisa Pakai Pakaian Olahraga Saat Bekerja

Global
Dipelihara di Gedung Putih, Anjing Joe Biden Kembali Bikin Ulah

Dipelihara di Gedung Putih, Anjing Joe Biden Kembali Bikin Ulah

Global
Kabar Baik, Jumlah Populasi Badak Global Kian Meningkat, Sebelumnya Terancam Punah

Kabar Baik, Jumlah Populasi Badak Global Kian Meningkat, Sebelumnya Terancam Punah

Global
Bom Bunuh Diri dalam Peringatan Maulid Nabi di Pakistan Tewaskan 52 Orang

Bom Bunuh Diri dalam Peringatan Maulid Nabi di Pakistan Tewaskan 52 Orang

Global
AS Bongkar Praktik Manipulasi Media Global di China

AS Bongkar Praktik Manipulasi Media Global di China

Global
Rangkuman Hari Ke-582 Serangan Rusia ke Ukraina: Hujan 39 Drone Rusia | Polandia Jawab Teka-teki Asal Rudal

Rangkuman Hari Ke-582 Serangan Rusia ke Ukraina: Hujan 39 Drone Rusia | Polandia Jawab Teka-teki Asal Rudal

Global
Penjaga Taman Safari di Jepang Tewas Diserang Singa

Penjaga Taman Safari di Jepang Tewas Diserang Singa

Global
400 Anjing Laut dan Singa Laut Mati akibat Flu Burung di Uruguay

400 Anjing Laut dan Singa Laut Mati akibat Flu Burung di Uruguay

Global
Sungai Amazon Mengering, Ikan-ikan Mati, Penduduk Terancam Kesulitan Pangan

Sungai Amazon Mengering, Ikan-ikan Mati, Penduduk Terancam Kesulitan Pangan

Global
Pembuangan Limbah PLTN Fukushima Tahap 2 Akan Dimulai Pekan Depan

Pembuangan Limbah PLTN Fukushima Tahap 2 Akan Dimulai Pekan Depan

Global
Pohon Sycamore Gap yang Ikonis di Inggris Ditebang, Picu Kesedihan Luas, Remaja Ditangkap

Pohon Sycamore Gap yang Ikonis di Inggris Ditebang, Picu Kesedihan Luas, Remaja Ditangkap

Global
Cerita Saksi Mata Tragedi Kebakaran Pesta Pernikahan di Irak yang Tewaskan 115 Orang

Cerita Saksi Mata Tragedi Kebakaran Pesta Pernikahan di Irak yang Tewaskan 115 Orang

Global
Ribuan Perempuan Argentina Unjuk Rasa Bela Aborsi

Ribuan Perempuan Argentina Unjuk Rasa Bela Aborsi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com