Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bentrokan Terbaru di Myanmar 20 Orang Tewas, Total 845 Sejak Kudeta

Kompas.com - 06/06/2021, 18:40 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

NAYPIYDAW, KOMPAS.com - Bentrokan terbaru di Myanmar antara pasukan militer dengan penduduk desa bersenjatakan ketapel dan busur, dilaporkan menewaskan 20 orang.

Khit Thit Media dan Delta News Agency melaporkan bahwa 20 penduduk sipil telah tewas dan banyak yang luka-luka, pada Sabtu (5/6/2021).

Melansir The Guardian pada Minggu (6/6/2021), sebuah kelompok pemantau lokal Myanmar memperkirakan bahwa sekitar 845 orang telah dibunuh oleh pasukan keamanan sejak kudeta pada 1 Februari.

Baca juga: Tentara Myanmar Bentrok dengan Warga Desa, 3 Orang Tewas

Bentrokan terbaru pecah sebelum fajar waktu setempat pada Sabtu (5/6/2021) di desa Hlayswe, 150 km barat laut kota utama Yangon, ketika tentara mengatakan mereka datang untuk mencari senjata, menurut laporan 4 media lokal dan seorang penduduk mengatakan.

“Masyarakat di desa hanya memiliki panah dan banyak korban di pihak mereka,” kata warga desa yang meminta tidak disebutkan namanya karena takut akan dibalas.

Baca juga: Bermodal Senjata Rakitan, Rakyat Myanmar Pilih Bertempur Lawan Junta Militer

Sementara, televisi berita pemerintah mengatakan bahwa 3 orang "teroris" telah tewas dan 2 orang lainnya ditangkap di Hlayswe, ketika pasukan keamanan pergi memburu seorang pria yang dicurigai berkomplot melawan negara.

Televisi pemerintah MRTV mengatakan pasukan keamanan diserang dengan senapan angin dan anak panah.

Seorang juru bicara junta militer tidak menjawab telepon dari Reuters untuk meminta komentar atas kekerasan di desa tersebut. Reuters tidak dapat mengkonfirmasi jumlah korban tewas secara independen.

Baca juga: Perwakilan ASEAN Dikabarkan Segera Menemui Junta Militer Myanmar

Dilaporakan bahwa bentrokan terbaru di Myanmar itu adalah tindak kekerasan terburuk sejak kudeta di wilayah Ayeyarwady, sebuah daerah penanaman padi penting yang memiliki populasi besar dari kedua kelompok etnis mayoritas Bamar dan minoritas Karen. 

Pada pekan ini, junta militer menerima tamu asing pertama, kepala Komite Palang Merah Internasional dan 2 utusan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).

Pertemuan antara pemimpin junta militer Min Aung Hlaing dan utusan ASEAN memicu kemarahan di beberapa wilayah Myanmar pada Sabtu (5/6/2021), dengan bendera ASEAN dibakar di kota Mandalay.

Baca juga: Rumah Sakit Myanmar Mulai Terancam Varian Covid-19 dari Negara Tetangga Pasca-Kudeta

Pemerintah oposisi bawah tanah yang dibentuk oleh penentang junta mengatakan setelah kunjungan utusan pada Jumat (4/6/2021), bahwa mereka telah kehilangan kepercayaan pada upaya ASEAN untuk mengakhiri krisis.

Thailand pada Minggu (6/6/2021) menyatakan keprihatinannya bahwa Myanmar tidak mengindahkan 5 poin "konsensus" yang disepakati junta militer dengan ASEAN pada April, yang menyerukan diakhirinya kekerasan, pembicaraan politik dan penunjukan utusan khusus regional.

“Kami telah mengikuti perkembangan di Myanmar dengan penuh perhatian, terutama insiden kekerasan di banyak bagian negara itu,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Tanee Sangrat.

Baca juga: Lawan Junta, Pemerintah Bayangan Myanmar Bersekutu dengan Pemberontak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com