Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Pertama Jamur Hitam Mematikan Ditemukan di Luar India

Kompas.com - 05/06/2021, 07:50 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Mirror

SANTIAGO, KOMPAS.com - Kasus pertama jamur hitam mematikan yang terkait dengan varian virus corona, yang pertama kali diidentifikasi di India, telah ditemukan di luar negeri.

Pejabat kesehatan dilaporkan telah mencatat satu kasus di Chile dan satu lagi di Uruguay, memicu kekhawatiran infeksi menyebar dengan cepat.

Baca juga: Baru Sembuh dari Covid-19, Pria Ini Meninggal karena Terinfeksi 3 Tipe Jamur

"Kasus infeksi jamur telah terdeteksi sejak awal pandemi tetapi frekuensinya meningkat dan kasus serius meningkat," kata kelompok Masyarakat Infekologi Chili melansir Mirror pada Kamis (3/6/2021).

Menurut The Times, pasien yang terjangkit jamur di Uruguay adalah seorang pria berusia 50 tahun. Dia sudah dinyatakan sembuh dari Covid-19 pekan sebelumnya.

Peningkatan kasus Mucormycosis, juga dikenal sebagai jamur hitam, telah menyebabkan ribuan pasien Covid-19 India harus menjalani operasi pengangkatan mata.

Dokter khawatir tentang infeksi ini, sementara sistem perawatan kesehatan berada di bawah tekanan karena tingginya jumlah kasus dan kematian virus corona.

Lebih dari 8.800 pasien di India telah tertular infeksi jamur ini.

Perdana Menteri India Narendra Modi berkicau lewat akun Twitternya: "Dalam pertempuran kita ini, tantangan baru jamur hitam juga muncul akhir-akhir ini."

Baca juga: Di India Ditemukan Pasien Terinfeksi Jamur Kuning Bersama dengan Jamur Hitam

Obat utama yang digunakan untuk memerangi kondisi ini adalah amfoterisin B. Namun saat ini, terjadi kekurangan akan obat tersebut di India.

Dokter, yang biasanya menangani tiga atau empat kasus terkait jamur ini dalam setahun, sekarang melihat lima hingga enam kasus sehari.

Setelah kasus infeksi langka ini juga tercatat di negara lain, ada kekhawatiran bahwa itu mungkin bisa menyebar lebih luas.

Gejala Mucormycosis

Gejala utama Mucormycosis menghitam antara lain perubahan warna pada hidung, penglihatan kabur atau berbayang, nyeri dada, kesulitan bernapas dan batuk darah.

Penyakit ini memiliki tingkat kematian 54 persen, menurut data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS.

Ini dapat mengancam jiwa, terutama bagi penderita diabetes atau orang dengan gangguan kekebalan yang parah. Termasuk pasien kanker dan orang dengan HIV atau AIDS.

Kesehatan Masyarakat Inggris (PHE) mengkonfirmasi varian Covid-19 India sekarang secara resmi merupakan jenis virus yang dominan di Inggris, setelah menyalip mutasi Kent.

Baca juga: Jamur Putih yang Mematikan Kini Mengancam Pasien Covid-19 India

Data varian mingguan dari PHE menunjukkan kasus varian India di Inggris meningkat 5.472 sejak pekan lalu menjadi 12.431.

Meskipun ada beberapa variasi regional, para ahli sekarang percaya “varian delta”, yang pertama kali muncul di India, kini telah menyusul strain Kent yang mulai menyebar di negara itu akhir tahun lalu.

PHE telah memperingatkan bahwa bukti awal menunjukkan mungkin ada peningkatan risiko rawat inap untuk kasus varian Covid-19 ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber Mirror
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Global
Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Global
Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Global
Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Global
Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Global
Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Global
Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Global
Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Global
[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

Global
Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Global
Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Global
Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Global
WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

Global
TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

Global
Otoritas Palestina Umumkan Kabinet Baru, Respons Seruan Reformasi

Otoritas Palestina Umumkan Kabinet Baru, Respons Seruan Reformasi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com