NEW YORK, KOMPAS.com - Taliban masih menimbulkan ancaman yang parah dan meluas di Afghanistan. Dewan Keamanan PBB mengkhawatirkan kelompok militan itu dapat berkuasa lagi.
Tim Pemantau PBB yang ditugaskan untuk melacak ancaman Taliban terhadap keamanan di Afghanistan, memberikan gambaran suram tentang keamanan negara itu ke depan.
Apalagi penarikan pasukan AS yang tersisa akan meninggalkan Afghanistan dalam beberapa bulan mendatang.
Baca juga: AS Akan Evakuasi Penerjemah di Afghanistan, Antisipasi Balasan Taliban
Biden telah berjanji untuk menarik semua pasukan AS yang tersisa dari Afghanistan sebelum 11 September, peringatan ke-20 pristiwa 9/11.
Hal itu sebagai bagian dari perjanjian 2020 antara pemerintah Trump dan Taliban, yang berisi instruksi untuk kelompok militan itu "tidak bekerja sama dengan kelompok atau individu yang mengancam keamanan Amerika Serikat dan sekutunya".
Kemudian, sebagai balasan AS akan menarik pasukan dari Afghanistan.
Namun, Tim Pemantau PBB mengatakan bahwa Taliban tetap "berhubungan erat" dengan jaringan Al-Qaeda, yang telah mengancam "perang di semua lini" melawan AS, seperti yang dilansir dari CNN pada Kamis (3/6/2021).
Kedua kelompok militan tersebut "tidak menunjukkan indikasi memutus hubungan", meski mereka mencoba untuk menutupi hubungan.
Sementara, Taliban menyebut laporan itu adalah "informasi palsu".
Baca juga: Jelang Gencatan Senjata Idul Fitri, Taliban Rebut Daerah Dekat Ibu Kota Afghanistan
Laporan PBB pada 2020 menyebutkan bahwa pada tahun itu adalah "tahun paling kejam yang pernah dicatat oleh PBB di Afghanistan".
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.