Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cari Bukti China Rekayasa Covid-19, Inggris Rekrut Sumber di Dark Web

Kompas.com - 31/05/2021, 20:36 WIB
Tito Hilmawan Reditya,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

Sumber The Sun

LONDON, KOMPAS.com - Intelijen Inggris baru-baru ini dikabarkan merekrut pelapor China di dark webmenyusul dugaan bahwa Covid-19 bocor dari laboratorium Wuhan.

Sejauh ini, dilansir The Sun, operator Inggris masih menyelidiki kemungkinan lolosnya virus dari Institut Virologi Wuhan (WIV). Ini sesudah munculnya laporan terbaru yang mengeklaim virus corona mungkin sudah "direkayasa".

Teori kebocoran laboratorium, yang awalnya dianggap banyak orang sebagai "teori konspirasi" penyebab awal Covid-19, dianggap benar-benar bisa dibuktikan. Presiden AS Joe Biden pun memerintahkan untuk meningkatkan penyelidikan terkait teori ini.

Baca juga: Intelijen Inggris dan Studi Baru Dukung Penyelidikan AS Soal Teori Covid-19 Bocor dari Laboratorium

Intelijen Inggris, yang juga menilai teori itu, bahkan sudah meningkatkan kemungkinan kebenenaran teori, dari "jauh" menjadi "layak". Karena itulah, Inggris mulai merekrut pelapor asal China di dark web.

Dark web, yang merupakan bagian internet yang tersembunyi, memungkinkan sumber-sumber asal China bisa berbagi rahasia tanpa takut tertangkap Partai Komunis.

"Orang China pasti akan berbohong (di dunia nyata). Kita tidak akan pernah tahu," ujar salah satu sumber intelejen, menanggapi ide pemakaian dark web.

Baca juga: Laporan Terbaru Teori Covid-19 Semakin Menyudutkan China, Mengapa?

Di sisi lain, anggota parlemen Inggris juga terus menuntut penyelidikan baru terkait pandemi virus corona.

Ketua Komite Pemilihan Urusan Luar Negeri Inggris Tom Tugendhat MP, mengatakan bahwa sikap diam Wuhan sampai saat ini dirasa sangat mengganggu.

"Kita perlu membuka ruang bawah tanah dan melihat apa yang terjadi agar bisa melindungi diri kita sendiri di masa depan. Itu berarti memulai penyelidikan, bersama dengan mitra di seluruh dunia dan di WHO," ujar Tugendhat.

Sementara itu pada pekan lalu, Perdana Menteri Boris Johnson juga sudah diberi pengarahan tentang kemungkinan kebocoran laboratorium Wuhan pada awal April 2020.

Baca juga: Peneliti di Lab Wuhan Diduga Abaikan Perlindungan

Institut Virologi Wuhan (WIV) sejak lama dikenal sebagai laboratorium keamanan tertinggi di China. Lab ini berlokasi di Wuhan, kota di mana pandemi corona ditemukan untuk pertama kalinya.

Berbagai teori tentang lab yang dikepalai Dr Shi Zhengli ini menyebar luas di tengah pandemi, termasuk teori "Bat Woman".

Lab ini memang mengkhususkan diri pada virus yang dibawa kelelawar dan telah melakukan penelitian sejak 2015. Ilmuwan dari WIV bahkan sempat menguji virus misterius yang membunuh tiga penambang di provinsi Yunnan pada tahun 2012. 

Baca juga: China Bantah Laporan Penyakit Mirip Covid-19 di Lab Wuhan Akhir 2019

Ada kemungkinan bahwa sudah terjadi hal fatal di lab ini, yang jadi asal-muasal virus Covid-19. Risiko virus yang dibawa kelelawar, menurut dugaan, bisa ditularkan juga ke manusia.

WIV, yang sejauh ini menyangkal klaim kebocoran lab, disebut malah merekrut ilmuwan baru untuk menyelidiki virus corona pada kelelawar, tujuh hari sebelum wabah corona mengguncang dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com