Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Belarus Ancam Penuhi Eropa dengan Migran

Kompas.com - 29/05/2021, 08:19 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber The Sun

MINSK, KOMPAS.com - Presiden Belarus Alexander Lukashenko mengancam bakal memenuhi Eropa dengan gelombang migran.

Pernyataannya keluar setelah Uni Eropa sepakat menerapkan sanksi, buntut aksi pembajakan terhadap maskapai Ryanair.

Dalam penampilan perdana pasca-insiden, Lukashenko memberi tahu dia berencana melonggarkan pengawasan perbatasan.

Baca juga: Tak Hanya Belarus, Ini 4 Negara yang Pernah Bajak Pesawat Penumpang

Biasanya, Belarus menangkap para migran gelap maupun penyelundup narkoba. "Kini, kalian harus menangkap dan memakannya sendiri," cemooh Lukashenko.

Belarus dihujat setelah memaksa pesawat Ryanair, yang kala itu membawa 170 penumpang, mendarat di Minsk pekan lalu.

Upaya tersebut mereka lakukan untuk menangkap jurnalis Roman Protasevich, yang merupakan oposisi kuat rezim Lukashenko.

Kepada sesama penumpang, Protasevich mengungkapkan "dia harus menghadapi hukuman mati" saat diseret petugas keamanan.

Sebagai respons, para pemimpin Uni Eropa mengumumkan mereka bakal melarang maskapai Belarus lewat atau menggunakan bandara mereka.

Pemimpin "Benua Biru" juga menyerukan agar Protasevich dan pacarnya, Sofia Sapega, segera dibebaskan.

Baca juga: Ini Potensi Sanksi Uni Eropa untuk Belarus atas Pembajakan Ryanair

Pada Rabu (26/5/2021), Sapega muncul dalam video dan mengaku editor kanal Telegram bernama the Black Book of Belarus.

Dia mengakui merupakan bagian dari organisasi yang mempublikasikan informasi mengenai dugaan perselingkuhan pejabat setempat.

Keluarga maupun teman Sapega menuding dia berada dalam siksaan dan dipaksa membuat pengakuan tersebut.

Pemimpin oposisi Svetlana Tikhanovskaya kepada Parlemen Eropa menyatakan, Lukashenko mengubah Belarus menjadi Korea Utara.

Baca juga: Penurunan Paksa Pesawat Ryanair di Belarus: Insiden Diplomatik Besar, Belum Pernah Terjadi Sebelumnya

"Dengan insiden Ryanair, Lukashenko sudah melewati batas dan menjadi ancaman keamanan dan perdamaian dunia," kata Tikhanovskaya dikutip The Sun Kamis (27/5/2021).

Dia menuturkan diktator sejak 1994 itu sudah menjadikan negaranya Korea Utara versi Eropa; tak transparan, tak bisa diprediksi, dan berbahaya.

Anggota Parlemen Inggris Bob Seely kepada BBC Newsnight berkata, Lukashenko dijadikan alat oleh Presiden Rusia Vladimir Putin melancarkan serangan terhadap Barat.

"Problemnya adalah Putin jelas sangat agresif, terutama di Rusia. Kami menanganinya secara hati-hati," ujar Seely.

Baca juga: Buntut Pembajakan Ryanair, Uni Eropa Desak Maskapai Hindari Belarus

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com