Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Suriah Bashar al-Assad Menang Pemilu dengan 95,1 Persen Suara

Kompas.com - 28/05/2021, 10:16 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Sky News

DAMASKUS, KOMPAS.com - Presiden Suriah Bashar al-Assad kembali memenangkan pemilu, dengan perolehan 95,1 persen suara.

Otoritas mengeklaim, perolehan itu terjadi di saat 78,6 persen pemilik suara yang sah sudah melaksanakan hak pilih.

Klaim itu diragukan negara Barat, dikarenakan banyak penduduk Suriah mengungsi selama 10 tahun konflik sipil.

Baca juga: Bashar Al-Assad Dipastikan Menang Pemilu Palsu Suriah meski Perang Saudara dan Kemiskinan Merajalela

Area yang dikuasai pemberontak yang dipimpin etnis Kurdi tidak menyelenggarakan pemilu. Adapun lima juta pengungsi juga tak memberi suara.

Setelah dinyatakan menang lagi, Bashar al-Assad mengucapkan terima kasih atas "nasionalisme tinggi dan partisipasi mereka".

"Demi masa depan menjanjikan anak-anak dan generasi muda Suriah, mari kampanye kita dimulai untuk membangun harapan dan Suriah," kata dia.

Selama pemilu, Assad mengalami pertarungan simbolik dari mantan wakil menteri kabinet Abdallah Saloum Abdallah.

Kemudian seorang pemimpin partai oposisi kecil yang baru saja disetujui untuk ikut pemilu, Mahmoud Ahmed Marei.

Dengan kemenangan tersebut, Assad akan memperoleh tujuh tahun lagi kekuasaan, makin menancapkan pengaruh keluarganya selama 60 tahun terakhir.

Baca juga: [Biografi Tokoh Dunia] Presiden Bashar Al-Assad, Pewaris Kebrutalan di Suriah

Ayahnya, Hafez al-Assad pernah menjadi Presiden Suriah dari Maret 1971 hingga meninggal pada 2000 silam.

Dilansir Sky News Kamis (27/5/2021), ribuan pendukungnya merayakan kemenangan di ibu kota Damaskus.

Mereka melambaikan bendera dan membawa foto Assad sembari berteriak "dengan jiwa dan darah, kami membela engkau Bashar".

Suara tembakan maupun kembang api terdengar di langit malam, dengan perayaan disiapkan di Pusat Kota Omayyad.

Meski berselebrasi, negara Timur Tengah tersebut masih menghadapi kesulitan karena virus corona dan perang saudara.

Baca juga: Catatan Kejahatan Perang Suriah di Bawah Rezim Assad dalam Satu Dekade

Lebih dari 80 persen warga Suriah hidup di bawah kemiskinan, di mana ekonomi negara juga tengah terpuruk.

Proses perdamaian yang dipimpin PBB sudah menyerukan supaya pemilihan tersebut mendapatkan pengawasan internasional.

Harapannya, siapa pun yang menang akan membawa konstitusi baru sekaligus memantapkan arah politik negara.

Namun pejabat AS dan Eropa mengeklaim pemilu tidak diawasi internasional, dan melanggar resolusi PBB.

Hasil dari pemilu Suriah diyakini bakal mendekatkan negara itu dengan Rusia, China, maupun Iran, dan merenggangkan relasi dengan negara Barat.

Baca juga: Presiden Suriah Bashar Al-Assad dan Istrinya Positif Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Sky News
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com