Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidak Lagi Dianggap Hoax, Facebook Izinkan Konten Sebut "Covid-19 Buatan Manusia"

Kompas.com - 27/05/2021, 17:14 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber ABC News

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Facebook tidak akan lagi menghapus unggahan yang mengklaim Covid-19 adalah buatan manusia dalam portal media sosialnya.

Kebijakan ini dilakukan sebagai pengakuan atas perdebatan yang kembali muncul tentang asal-usul Covid-19.

"Mengingat penyelidikan yang sedang berlangsung tentang asal-usul Covid-19, dan setelah berkonsultasi dengan ahli kesehatan masyarakat, kami tidak akan lagi menghapus klaim bahwa Covid-19 adalah buatan manusia dari aplikasi kami," kata Juru Bicara Facebook dalam sebuah pernyataan melansir ABC News pada Kamis (27/5/2021).

Baca juga: Biden Minta Hasil Penyelidikan Asal-usul Covid-19 Badan Intelijen Diserahkan dalam 90 Hari Lagi

Facebook menyatakan akan terus bekerja dengan pakar kesehatan, untuk mengimbangi sifat pandemi yang terus berkembang. Perusahaan akan secara teratur memperbarui kebijakannya saat fakta dan tren baru muncul.

Perubahan kebijakan Facebook pada Rabu (26/5/2021) menyorot isu penting dari apa yang baru-baru ini ditambahkan ke daftar “klaim kesehatan yang menyesatkan,” dalam kebijakan perusahaannya.

Pada Februari, Facebook mengumumkan telah memperluas daftar "klaim palsu" yang akan dihapusnya dari platformnya. Konten itu termasuk yang mengatakan bahwa Covid-19 adalah "buatan manusia atau sengaja diproduksi."

Ini bukan pertama kalinya Facebook melakukan perubahan pada kebijakannya, seputar informasi Covid-19 yang menyesatkan, selama pandemi.

Ada pun perubahan itu dilakukan setelah “berkonsultasi dengan organisasi kesehatan terkemuka, termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)," kata perusahaan itu.

Baca juga: AS Desak WHO Transparan soal Investigasi Asal-usul Covid-19

Menilik teori laboratorium

Klaim bahwa Covid-19 adalah buatan manusia telah beredar hampir sejak awal pandemi. Teori itu fokus pada Institut Virologi Wuhan di China, di kota tempat wabah pertama kali terdeteksi.

Klaim bahwa virus tersebut berasal dari laboratorium, sering didorong oleh mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Tapi, dia tidak pernah memberikan bukti.

Klaim bahwa virus itu buatan manusia, diakui tidak serta merta dapat menyimpulkan bahwa virus itu berasal dari laboratorium.

Para pejabat pemerintah tampaknya cenderung mendorong adanya penyelidikan asal usul Covid-19 lebih lanjut. Dengan secara terbuka meneliti lebih cermat soal teori laboratorium.

Teori itu mendapat lebih banyak perhatian minggu ini, ketika The Wall Street Journal melaporkan laporan intelijen AS. Isinya mengungkap temuan terkait adanya para peneliti di Institut Virologi Wuhan.

Mereka disebut dirawat di rumah sakit karena penyakit yang tidak teridentifikasi, pada November 2019.

ABC News belum secara independen mengonfirmasi laporan intelijen itu.

Baca juga: China Tanggapi Laporan Terbaru Kebocoran Laboratorium Wuhan yang Sudutkan Pihaknya

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Sumber ABC News

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com