Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Indonesia Dituding Injak-injak HAM dalam Pengembangan “Bali Baru” Mandalika

Kompas.com - 25/05/2021, 07:57 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber BBC

Dari beberapa ratus rumah tangga, sekitar 180 tidak memiliki bukti kepemilikan dan tidak dapat menggugat penggusuran mereka di pengadilan.

Baca juga: Menlu China: Perlakuan pada Minoritas Uighur di Xinjiang “Contoh Cemerlang” Penegakan HAM

Salah satu warga yang masih bertahan mengatakan dia belum pindah, karena yakin keluarganya tidak pernah benar-benar menjual tanah itu kepada pemerintah.

Sementara itu, warga lain di kawasan yang sama diberi tahu bahwa tanah mereka sudah menjadi milik negara.

Banyak dari mereka yang tidak memiliki bukti kepemilikan tanah, telah dipindahkan ke daerah yang berjarak sekitar dua kilometer dari desa Kuta.

Tetapi Olivier De Schutter, pelapor khusus PBB untuk kemiskinan ekstrem dan hak asasi manusia, mengatakan kepada BBC Indonesian Service bahwa mereka yang belum direlokasi sekarang dipaksa untuk tinggal di samping lokasi konstruksi.

Yang meresahkan menurutnya adalah pekerjaan pembangunan hotel-hotel ini dan sirkuit Moto Grand Prix dimulai, tanpa ada keluarga yang benar-benar direlokasi, dan dimukimkan kembali dalam kondisi yang memadai.

Baca juga: Begini Pembelaan AS Usai Tolak Resolusi PBB untuk Gencatan Senjata Jalur Gaza

Masalah kompensasi

De Schutter menilai tidak banyak yang dilakukan pemerintah Indonesia, selain memindahkan penduduk desa dan merelokasi mereka. Dia menambahkan bahwa banyak dari mereka bergantung pada desa lama mereka untuk mata pencarian mereka.

“Punya atap, air, listrik, dan makan saja tidak cukup,” ujarnya.

"Anda harus memiliki kemampuan untuk mencari nafkah. Jika tidak, komunitas ini akan berada dalam situasi putus asa."

Menurut ahli PBB itu, hanya menerima kompensasi uang, katanya, tidak cukup sebagai pengganti.

Damar adalah salah satu warga desa yang menerima kompensasi dari pemerintah. Tetapi kepada BBC dia mengaku yang diterimanya itu tidak cukup.

Damar adalah salah satu mantan penduduk Kuta. Dia tumbuh kurang dari 500 meter dari lokasi konstruksi sirkuit, dan memiliki area yang luas sekitar 3,3 hektar dengan bukti kepemilikan.

“Saya masih ingat pertemuan pertama pada 2019, mereka langsung bilang, Agustus, lahan harus dikosongkan,” ujarnya kepada BBC.

"Jadi kami bingung, belum ada sosialisasi, belum ada musyawarah, dan belum ada kesepakatan dari kedua pihak."

Menurut Damar, tanahnya dinilai oleh tim penilai independen dan mendapat bayaran. Tetapi dia mengatakan uang itu tidak sesuai dengan rasa sakit untuk memulai hidup baru dan kesedihan meninggalkan komunitas yang telah dia coba bangun selama bertahun-tahun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Internasional
Israel Siap Evakuasi Warga Sipil Palestina dari Rafah, Apa Tujuannya?

Israel Siap Evakuasi Warga Sipil Palestina dari Rafah, Apa Tujuannya?

Global
Hamas Rilis Video Perlihatkan Sandera Israel di Gaza, Ini Pesannya

Hamas Rilis Video Perlihatkan Sandera Israel di Gaza, Ini Pesannya

Global
Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Sejumlah Kampus AS

Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Sejumlah Kampus AS

Global
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Global
Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com