Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bashar Al-Assad Dipastikan Menang Pemilu Palsu Suriah meski Perang Saudara dan Kemiskinan Merajalela

Kompas.com - 25/05/2021, 05:30 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Guardian

Ketika tingkat perbedaan pendapat di seluruh lapisan masyarakat Suriah mulai terasa, oposisi berani memboikot pemilihan parlemen yang berlangsung pada 2013.

Upaya semu untuk meredakan opini publik dilakukan dalam pemilihan presiden 2014, ketika rezim mengizinkan pemilihan multipartai untuk pertama kalinya.

Tetapi Assad secara mengejutkan masih memenangkan hampir 90 persen suara setelah kampanye. Salah satu kandidat oposisi pun mengatakan kepada pemilih, bahwa petahana harus tetap menjadi presiden.

Kampanye tahun ini dimulai setelah mahkamah konstitusi menyetujui tiga dari 51 aplikasi kandidat seminggu yang lalu.

Mereka adalah Abdullah Salloum Abdullah (mantan anggota otoritas legislatif Suriah), Mahmoud Ahmad Marie (negosiator perdamaian yang disponsori PBB di Jenewa), dan Assad sendiri.

Baca juga: Peringatan Bahaya Covid-19 di Suriah, Negara dengan 90 Persen Masyarakatnya Hidup Miskin

Tahanan politik

Ketiga kandidat telah berjanji untuk memperbaiki ekonomi, yang runtuh tahun lalu di bawah
beban perang, sanksi dan Covid-19, serta membawa pulang lima juta pengungsi negara itu.

Abdullah juga berani berjanji untuk memberantas korupsi yang sistemik di Suriah.

Namun Assad dipastikan akan kembali memenangkan masa jabatan keempat untuk tujuh tahun pemerintahan.

Awal bulan ini, dia memberikan amnesti untuk lebih dari 400 pegawai negeri sipil, hakim, pengacara dan jurnalis. Mereka ditahan karena tindakan keras pemerintah terhadap perbedaan pendapat di media sosial.

Aktivis hak asasi dan kerabat dari puluhan ribu tahanan yang masih hilang di penjara rezim, melihat kebijakan itu hanya basa-basi jelang proses demokrasi palsu melalui pemungutan suara.

“Kakak saya menghilang di penjara rezim pada tahun 2013. Kami masih tidak tahu apakah dia masih hidup atau sudah mati. Mereka tidak akan memberi kami informasi apa pun,” kata Saed Eido, yang berasal dari Aleppo tetapi sekarang tinggal di kota Gaziantep di Turki.

“Semua pemilihan presiden ini tidak adil hanya untuk menutupi kejahatan dan mempertahankan kediktatoran."

Peneliti Suriah pun setuju dengan pandangan itu. Menurut Ghazi, bagi rezim pemilu adalah alat propaganda yang berguna.

“Rezim selalu membuat orang melakukan ini untuk membuktikan kesetiaan mereka. Berbaris dalam parade, mengibarkan spanduk, muncul dalam jumlah besar untuk memilih… Bagi generasi baru, ini juga merupakan kesempatan untuk menciptakan rasa kebersamaan dan kebangsaan.”

“Anak muda di Suriah saat ini tidak pernah mengalami aktivitas politik yang tidak terkait dengan aktivitas bersenjata. Ini adalah jeda dari kenyataan mengerikan mereka. Sebab mereka hanya digunakan rezim untuk membuat merasa dilibatkan dalam sistem, membuat mereka merasa menjadi bagiannya.”

Baca juga: Publik Geger, Menlu Iran Sebut Militer Seret Teheran ke Perang Saudara Suriah

Halaman:
Sumber Guardian
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ancaman Bom Picu Evakuasi Bandara Billund di Denmark, Polisi Tangkap Seorang Pria

Ancaman Bom Picu Evakuasi Bandara Billund di Denmark, Polisi Tangkap Seorang Pria

Global
Asosiasi Dokter Korea Selatan: Jika Pemerintah Tak Mengalah, Sistem Perawatan Kesehatan Bisa Runtuh

Asosiasi Dokter Korea Selatan: Jika Pemerintah Tak Mengalah, Sistem Perawatan Kesehatan Bisa Runtuh

Global
DPR AS Gelar Pemungutan Suara untuk Beri Persetujuan Bantuan ke Ukraina

DPR AS Gelar Pemungutan Suara untuk Beri Persetujuan Bantuan ke Ukraina

Global
Jerman Akan Kirim Fregat 'Hamburg' untuk Lindungi Kapal-kapal di Laut Merah

Jerman Akan Kirim Fregat "Hamburg" untuk Lindungi Kapal-kapal di Laut Merah

Global
Kapal Terbalik di India, 7 Orang Tewas

Kapal Terbalik di India, 7 Orang Tewas

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Tembus 34.049 Orang, Gencatan Senjata Dinantikan

Jumlah Korban Tewas di Gaza Tembus 34.049 Orang, Gencatan Senjata Dinantikan

Global
Apa Sebenarnya Penyebab Ledakan Pangkalan Militer di Irak?

Apa Sebenarnya Penyebab Ledakan Pangkalan Militer di Irak?

Global
Warga Ini Sudah Masak Banyak dan Pasang Tenda untuk Halal Bihalal Lebaran, Ternyata Teman-temannya Ingkar Datang

Warga Ini Sudah Masak Banyak dan Pasang Tenda untuk Halal Bihalal Lebaran, Ternyata Teman-temannya Ingkar Datang

Global
Arab Saudi dan Beberapa Negara Menyesal Upaya Palestina Jadi Anggota PBB Gagal

Arab Saudi dan Beberapa Negara Menyesal Upaya Palestina Jadi Anggota PBB Gagal

Global
Dalam Sehari, 2 Calon Wali Kota di Meksiko Dilaporkan Tewas

Dalam Sehari, 2 Calon Wali Kota di Meksiko Dilaporkan Tewas

Global
Korea Utara Kembali Uji Coba Hulu Ledak Superbesar

Korea Utara Kembali Uji Coba Hulu Ledak Superbesar

Global
Perang di Sudan, PBB: 800 Ribu Warga Berada dalam Bahaya Ekstrem

Perang di Sudan, PBB: 800 Ribu Warga Berada dalam Bahaya Ekstrem

Global
Hari Ini, Pemimpin Hamas Adakan Pembicaraan dengan Turkiye

Hari Ini, Pemimpin Hamas Adakan Pembicaraan dengan Turkiye

Global
Rangkuman Hari ke-786 Serangan Rusia ke Ukraina: Drone Ukraina Gempur Belgorod | Zelensky Terus Desak NATO

Rangkuman Hari ke-786 Serangan Rusia ke Ukraina: Drone Ukraina Gempur Belgorod | Zelensky Terus Desak NATO

Global
Drone Ukraina Serang Belgorod, 2 Warga Sipil Tewas

Drone Ukraina Serang Belgorod, 2 Warga Sipil Tewas

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com