Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arab Saudi Berambisi Menanam Pohon Sebanyak 10 Miliar untuk Kurangi Emisi Karbon

Kompas.com - 22/05/2021, 20:42 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber The Sun

RIYADH, KOMPAS.com - Arab Saudi berencana menanam pohon sebanyak 10 miliar sebagai bagian dari kampanye ambisius yang diresmikan oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

Kerajaan dari gurun tersebut mengatakan langkahnya bertujuan untuk mengurangi emisi karbon, melawan polusi dan degedrasi tanah dalam beberapa dekade ke depan.

Salman, pemimpin de facto negara eksportir minyak terbesar dunia itu mengatakan Saudi memiliki tujuan untuk mengurangi emisi karbon dalam negeri dengan menghasilkan 50 persen energi terbarukan pada 2030.

Baca juga: Iran Mengaku Sudah Berunding dengan Arab Saudi, tapi ...

Riyadh juga terlibat dalam proyek bersama dengan negara-negara Arab lainnya dalam program Middle East Green Initiative untuk menanam pohon 40 miliar.

Putra Mahkota mengatakan langkah itu akan menjadi program reboisasi terbesar di planet ini, seperti yang dilansir dari The Sun pada Sabtu (22/5/2021).

Pernyataannya tidak memberikan informasi detail tentang bagaimana proyek penanaman ambisius akan dilakukan di negara dengan sumber daya air yang terbatas.

Baca juga: BREAKING NEWS: Arab Saudi Gelar Ibadah Haji 2021

Pada masa lalu, Saudi pernah mengatakan akan menggunakan hujan buatan dan air daur ulang untuk menanam pohon lokal yang membutuhkan lebih sedikit irigasi, termasuk di daerah perkotaan.

Saudi Green Initiative merupakan bagian dari rencana Vision 2030 Salman untuk mengurangi ketergantungannya pada pendapatan minyak dan meningkatkan kualitas hidup di negara tersebut.

“Kerajaan, kawasan, dan dunia perlu melangkah lebih jauh dan lebih cepat dalam memerangi perubahan iklim,” kata Salman.

Baca juga: Arab Saudi Mempertimbangkan Ibadah Haji Tahun Ini Tanpa Jemaah Luar Negeri Lagi

Sejak ia ditunjuk sebagai putra mahkota pada 2017 oleh ayahnya, Salman telah meluncurkan misi berani untuk memodernisasi Saudi dengan cepat yang telah lama diatur oleh hukum agama yang ketat, sementara ekonominya sangat bergantung pada produksi minyak.

Dalam rencananya yang paling berani untuk menarik pengunjung asing dan pekerja terampil ke kerajaan, penguasa berusia 35 tahun itu membangun kota besar senilai 350 miliar poundsterling (sekitar Rp 7 kuadriliun), 33 kali lebih besar dari New York.

Diumumkan pada 2017, Salman mengatakan kota masa depan di Arab Saudi, yang disebut sebagai Neom, akan 100 persen dijalankan dengan energi terbarukan.

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Pasien Covid-19 India Pilih ke Dukun | TKW Bersuami Jenderal Arab Saudi

Neom akan memiliki sistem peradilan dan pemerintahannya sendiri yang dirancang untuk menarik investor internasional dan akan fokus pada industri termasuk energi dan air, bioteknologi dan pariwisata, menurut para pejabat.

Zona Neom akan berada berdekatan dengan Laut Merah dan Teluk Aqaba, antara Mesir dan Arab Saudi, dan dekat dengan jalur perdagangan maritim, Terusan Suez.

Dana Investasi Publik Arab Saudi, yang sebagian akan mendanai proyek tersebut, mengatakan Neom akan menjadi pintu gerbang ke King Salman Bridge yang diusulkan yang akan menghubungkan Mesir dan Arab Saudi.

Baca juga: China Bicarakan Pembelian Saham Aramco dari Arab Saudi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com