GAZA, KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan yang dikendalikan kelompok Hamas mencatat 219 orang yang terbunuh di Gaza, sedikitnya 63 di antaranya adalah anak-anak yang jadi korban.
Dan dari 10 orang yang terbunuh di Israel, dua anak termasuk di antara yang tewas, kata layanan medis negara itu.
Berikut adalah kisah dari beberapa anak yang terbunuh, seperti yang dilansir dari BBC Indonesia pada Kamis (20/5/2021).
Baca juga: Hamas Minta Dukungan Jokowi dan Indonesia Soal Palestina
Ketika serangan Israel menghantam ruas Jalan al-Wihda di pusat Kota Gaza pada Minggu pagi, setidaknya 13 orang anggota keluarga besar al-Kawalek diyakini telah tewas, terkubur di reruntuhan rumah mereka sendiri.
Banyak dari korban adalah anak-anak, salah seorang di antaranya dikatakan berusia 6 bulan.
"Kami tidak melihat apa-apa selain asap," kata salah satu anggota keluarga yang masih hidup, Sanaa al-Kawalek, kepada Felesteen Online.
"Saya tidak bisa melihat anak saya di samping saya dan saya memeluknya, tapi saya tidak bisa melihat apa-apa."
Pasukan Israel (IDF) menggambarkan pemboman itu sebagai "tidak normal" dan mengatakan jatuhnya korban sipil tidak diinginkan. Juru bicaranya mengatakan serangan udara itu menyebabkan sebuah terowongan runtuh, sekalian meruntuhkan rumahnya.
Di antara mereka yang tewas adalah dua bersaudara, Yara, 9 tahun, dan Rula, 5 tahun. Keduanya sempat dirawat di pusat penanganan trauma Dewan Pengungsi Norwegia (NRC).
Anak-anak perempuan keluarga Al-Kawalek yang berperilaku sopan selalu mengerjakan pekerjaan rumahnya tepat waktu, kata salah satu guru mereka, yang tidak ingin disebutkan namanya, kepada BBC.
Sebuah foto yang beredar secara online dikatakan memperlihatkan Aziz al-Kawalek yang berusia 10 tahun, satu-satunya anggota keluarga itu yang masih hidup, duduk di dekat ibunya.
Baca juga: Misi Rahasia Israel di Balik Penghancuran Gedung-gedung Utama Gaza
Korban termuda di pihak Israel diperkirakan adalah Ido Avigal, bocah lelaki berusia lima tahun yang terbunuh Rabu lalu di Kota Sderot di wilayah selatan Israel.
Ido terbunuh di dalam ruangan perlindungan yang menurut militer Israel digambarkan sebagai insiden "sangat langka".
Ibunya menarik dan membawanya ke ruangan tersebut ketika sirene adanya serangan roket berbunyi pada Rabu malam di Sderot, demikian dilaporkan Times of Israel.
Pecahan roket menembus lapisan logam pelindung yang digunakan untuk menutup jendela ruangan mereka berada, yang melukai ibu dan saudara perempuannya yang berusia tujuh tahun.
Bocah 5 tahun itu kemudian meninggal karena luka-lukanya beberapa jam kemudian.
"Itu adalah bagian dari roket yang datang dengan sudut yang sangat spesifik, dengan kecepatan yang sangat spesifik dan pada titik yang sangat spesifik," kata juru bicara militer Israel, Hidai Zilberman tentang insiden tersebut.
"Kami berada di rumah dan anak-anak sedikit bosan, jadi istri saya Shani pergi bersama mereka ke rumah saudara perempuannya yang berjarak dua gedung," kata ayah Ido, Asaf Avigal, kepada Channel 13.
"Maafkan ayahmu tak mengambil pecahan peluru di tempatmu," kata Avigal saat pemakaman anaknya.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.