PARIS, KOMPAS.com - Sebelum pandemi melanda, sekitar 15.000 peziarah Katolik mengunjungi Sanctuary of Lourdes di Perancis setiap hari. Tapi, saat ini situasi di Lourdes telah berubah.
Sedikitnya 30 orang berlutut untuk berdoa di depan patung Bunda Maria di pintu masuk gua atau grotte.
Situs itu umumnya jadi tempat paling banyak dikunjungi peziarah. Pasalnya, di tempat itu, Perawan Maria konon muncul di depan seorang gadis muda pada 1858.
Banyak yang tertarik dengan kisah itu dan para peziarah yang sakit berduyun-duyun datang ke sana, karena kesembuhan ajaib dipercaya dapat terjadi di tempat itu.
Gereja Katolik menyatakan 70 penyembuhan ajaib telah terjadi di Lourdes, menurut catatan terbaru pada 2018.
Lebih dari 7.000 kasus penyembuhan yang tidak dapat dijelaskan tengah diperiksa oleh pengelola tempat itu.
Sepinya lokasi ini, tidak pernah terbayangkan dulu. Pandemi dan pembatasan yang diberlakukan sejak tahun lalu telah membuat kegiatan ziarah terhenti secara dramatis.
Baca juga: Erdogan Desak Paus Fransiskus Bantu Hentikan Pembantaian Israel di Gaza
Lourdes memiliki populasi sekitar 14.000 jiwa, tetapi itu sebelum Covid-19. Setiap tahun, tempat yang dianggap suci itu menarik sekitar 3,5 juta pengunjung, terutama umat Katolik.
Alhasil dalam kondisi pandemi, otoritas Gereja memutuskan untuk menjangkau umat dengan apa yang disebut “ziarah online”.
Sepanjang hari, siaran radio dan TV yang menyiarkan acara kebaktian dan doa di grotte yang ditayangkan di TV Lourdes.
Sementara siaran ulangnya dapat ditonton dari saluran TV Gereja Katolik nasional Perancis, KTO. Ini disiarkan ke seluruh dunia ke negara-negara berbahasa Perancis.
Layanan tersebut juga disiarkan ulang secara langsung di saluran radio dan televisi di lima benua, menurut pengelola situs ziarah tersebut.
Mathias Terrier, kepala fasilitas studio Lourdes Sanctuary, mengatakan mereka selalu menyiarkan layanan doa tertentu. Saat ini, jumlah penonton telah melonjak dari satu juta menjadi lima juta sehari.
Pengikut di media sosial juga mengalami lonjakan hingga 40 persen.
"Setiap hari kebaktian diadakan dalam empat bahasa - Perancis, Italia, Inggris dan Spanyol. Pada beberapa hari kami bahkan memiliki Pastor yang dapat memberikan misa dalam bahasa Korea atau China," katanya kepada BBC.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.