Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/05/2021, 15:34 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

PARIS, KOMPAS.com - Sebelum pandemi melanda, sekitar 15.000 peziarah Katolik mengunjungi Sanctuary of Lourdes di Perancis setiap hari. Tapi, saat ini situasi di Lourdes telah berubah.

Sedikitnya 30 orang berlutut untuk berdoa di depan patung Bunda Maria di pintu masuk gua atau grotte.

Situs itu umumnya jadi tempat paling banyak dikunjungi peziarah. Pasalnya, di tempat itu, Perawan Maria konon muncul di depan seorang gadis muda pada 1858.

Banyak yang tertarik dengan kisah itu dan para peziarah yang sakit berduyun-duyun datang ke sana, karena kesembuhan ajaib dipercaya dapat terjadi di tempat itu.

Gereja Katolik menyatakan 70 penyembuhan ajaib telah terjadi di Lourdes, menurut catatan terbaru pada 2018.

Lebih dari 7.000 kasus penyembuhan yang tidak dapat dijelaskan tengah diperiksa oleh pengelola tempat itu.

Sepinya lokasi ini, tidak pernah terbayangkan dulu. Pandemi dan pembatasan yang diberlakukan sejak tahun lalu telah membuat kegiatan ziarah terhenti secara dramatis.

Baca juga: Erdogan Desak Paus Fransiskus Bantu Hentikan Pembantaian Israel di Gaza

Lonjakan audiens

Lourdes memiliki populasi sekitar 14.000 jiwa, tetapi itu sebelum Covid-19. Setiap tahun, tempat yang dianggap suci itu menarik sekitar 3,5 juta pengunjung, terutama umat Katolik.

Alhasil dalam kondisi pandemi, otoritas Gereja memutuskan untuk menjangkau umat dengan apa yang disebut “ziarah online”.

Sepanjang hari, siaran radio dan TV yang menyiarkan acara kebaktian dan doa di grotte yang ditayangkan di TV Lourdes.

Sementara siaran ulangnya dapat ditonton dari saluran TV Gereja Katolik nasional Perancis, KTO. Ini disiarkan ke seluruh dunia ke negara-negara berbahasa Perancis.

Layanan tersebut juga disiarkan ulang secara langsung di saluran radio dan televisi di lima benua, menurut pengelola situs ziarah tersebut.

Mathias Terrier, kepala fasilitas studio Lourdes Sanctuary, mengatakan mereka selalu menyiarkan layanan doa tertentu. Saat ini, jumlah penonton telah melonjak dari satu juta menjadi lima juta sehari.

Pengikut di media sosial juga mengalami lonjakan hingga 40 persen.

"Setiap hari kebaktian diadakan dalam empat bahasa - Perancis, Italia, Inggris dan Spanyol. Pada beberapa hari kami bahkan memiliki Pastor yang dapat memberikan misa dalam bahasa Korea atau China," katanya kepada BBC.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Dokter di Pakistan Ini Gandeng Montir Motor Lakukan 328 Transplantasi Ginjal Ilegal

Dokter di Pakistan Ini Gandeng Montir Motor Lakukan 328 Transplantasi Ginjal Ilegal

Global
Hakim New York: Trump Lebih-lebihkan Nilai Properti untuk Kesepakatan Bisnis

Hakim New York: Trump Lebih-lebihkan Nilai Properti untuk Kesepakatan Bisnis

Global
Markas Besar Polisi di Ismailia Mesir Kebakaran, 38 Orang Terluka

Markas Besar Polisi di Ismailia Mesir Kebakaran, 38 Orang Terluka

Global
Hindari 'Government Shutdown', Biden Tanda Tangani UU Jangka Pendek

Hindari "Government Shutdown", Biden Tanda Tangani UU Jangka Pendek

Global
Rangkuman Hari Ke-585 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan AS Tak Pasti | Drone Gempur Perbatasan

Rangkuman Hari Ke-585 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan AS Tak Pasti | Drone Gempur Perbatasan

Global
Udara Singapura Bisa Ikut Memburuk akibat Kebakaran Hutan di Sumatera

Udara Singapura Bisa Ikut Memburuk akibat Kebakaran Hutan di Sumatera

Global
AS Hindari 'Government Shutdown', Bantuan ke Ukraina Kini Tak Pasti

AS Hindari "Government Shutdown", Bantuan ke Ukraina Kini Tak Pasti

Global
Mengenal Apa Itu 'Government Shutdown' dan Dampaknya di AS bila Terjadi

Mengenal Apa Itu "Government Shutdown" dan Dampaknya di AS bila Terjadi

Global
Turkiye Serang Basis Milisi PKK di Irak Usai Bom Bunuh Diri Guncang Ankara

Turkiye Serang Basis Milisi PKK di Irak Usai Bom Bunuh Diri Guncang Ankara

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Banjir di New York | Krisis Properti China Berlanjut

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Banjir di New York | Krisis Properti China Berlanjut

Global
Kisah Perang Dunia II: Serdadu Australia Mengebom Kapal Jepang di Singapura

Kisah Perang Dunia II: Serdadu Australia Mengebom Kapal Jepang di Singapura

Global
Di Balik Batalnya 'Government Shutdown' di AS...

Di Balik Batalnya "Government Shutdown" di AS...

Global
Ukraina Upayakan Bantuan AS Tetap Mengalir Usai Batalnya 'Government Shutdown'

Ukraina Upayakan Bantuan AS Tetap Mengalir Usai Batalnya "Government Shutdown"

Global
Ponselnya Ketinggalan, 2 Pencuri Ini Balik ke Toko lalu Ditangkap Polisi

Ponselnya Ketinggalan, 2 Pencuri Ini Balik ke Toko lalu Ditangkap Polisi

Global
Drone Ukraina Serang Belgorod, Bryansk, Smolensk, dan Krasnodar di Rusia

Drone Ukraina Serang Belgorod, Bryansk, Smolensk, dan Krasnodar di Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com