Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Tokoh Dunia: Benjamin Netanyahu, Prajurit Veteran Israel Pemegang Komando Serangan ke Gaza

Kompas.com - 18/05/2021, 05:00 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

KOMPAS.com - Di tengah kecaman internasional atas serangan Israel ke Gaza, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tak goyah pada kebijakannya.

Dalam pidatonya di televisi dia mengklaim, "Kampanye kami melawan organisasi teroris terus berlanjut dengan kekuatan penuh. Kami bertindak sekarang, selama diperlukan, untuk memulihkan ketenangan dan ketentraman Anda, warga Israel. Ini akan memakan waktu."

Sementara itu, dia mengatakan hilangnya 188 nyawa, termasuk 55 anak, dalam serangan Israel ke Gaza seminggu terakhir sebagai suatu ketidaksengajaan.

Kampanye anti-terorisme, bukan pertama kali digaungkan pria, yang oleh pendukungnya disebut sebagai “Raja Bibi” ini.

Perjuangan melawan terorisme sudah dia mulai sejak menjadi prajurit muda. Isu keamanan ini juga menjadi pendorongnya untuk aktif di ranah politik Israel.

Bahkan jajak pendapat di Israel menilai keberhasilannya tidak terlepas dari citranya, sebagai orang yang paling bisa menjaga Israel dari kekuatan musuh di Timur Tengah.

Dia telah mendahulukan masalah keamanan di atas setiap diskusi perdamaian. Pria 71 tahun ini, juga sudah sejak lama memperingatkan bahaya eksistensial bagi Israel dari Iran.

Baca juga: Konflik Israel-Palestina: Kenapa Gaza Tampak Kabur di Google Maps?

Prajurit berpengalaman

Benjamin Netanyahu lahir pada 21 Oktober 1949 di Tel Aviv, Israel dan dibesarkan di Yerusalem.

Tapi kemudian, Ayahnya, Benzion Netanyahu, mendapat posisi sebagai profesor sejarawan Yahudi di Philadelphia, Amerika Serikat (AS). Di sana lah “Bibi” kecil menghabiskan sebagian besar masa remaja.

Pada usia 18 tahun, dia kembali ke Israel. Dia menghabiskan lima tahun berikutnya di ketentaraan, sampai menjabat sebagai kapten di unit elite Pasukan Pertahanan Israel, Sayeret Matkal.

Sejumlah operasi militer pernah dijalaninya. Mulai dari serangan di bandara Beirut pada 1968.

Serta yang paling populer dalam pasukan operasi khusus penyelamatan jet penumpang Sabena, yang dibajak di bandara Tel Aviv pada 1972.

Aksi penyelamatan itu dikenal dengan nama sandi "Operasi Isotop," yang dipimpin oleh pemimpin masa depan Israel, Ehud Barak.

Kemudian pada 1973, Netanyahu mengambil bagian dalam perang Timur Tengah.

Setelah menyelesaikan dinas militer tersebut, Netanyahu kembali ke AS. Dia melanjutkan pendidikan hingga memperoleh gelar sarjana dan master di Massachusetts Institute of Technology (MIT).

Baca juga: Erdogan Desak Paus Fransiskus Bantu Hentikan Pembantaian Israel di Gaza

Dorongan anti-terorisme

Pada 1976, dia sempat bekerja dengan Boston Consulting Group. Tapi kabar buruk datang dari tanah airnya.

Saudara laki-laki tertuanya, Jonathan, terbunuh saat mencoba membebaskan sandera dari pesawat Air France yang dibajak di Uganda.

Kematian saudaranya berdampak besar pada keluarga Netanyahu. Kakaknya juga menjadi legendaris di Israel.

Netanyahu setelah itu menetap di Israel dan mendirikan lembaga anti-terorisme untuk mengenang saudaranya.

Upaya kontra terorisme internasional ini ternyata turut membantu meluncurkan karir politiknya. Hingga pada 1982, Netanyahu diutus menjadi wakil kepala misi Israel di Washington DC.

Sebagai orang yang fasih berbahasa Inggris dengan aksen Amerika yang khas, dia menjadi wajah yang dikenal di televisi AS dan menjadi perwakilan yang efektif bagi Israel.

Setelah bertugas di kedutaan Israel di Washington DC (1982-84), dia menjadi duta besar Israel untuk PBB (1984-88).

Selama berada di PBB, dia berhasil memimpin kampanye untuk mendeklasifikasi arsip PBB tentang kejahatan perang Nazi.

Baca juga: Palestina Terkini: Israel Bombardir Jalur Gaza, 200 Orang Tewas Seminggu

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com