Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potret Lockdown Kedua Singapura, Sunyi Senyap pada Hari Pertama

Kompas.com - 16/05/2021, 19:32 WIB
Ericssen,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

SINGAPURA, KOMPAS.com – Singapura sunyi senyap setelah pemberlakuan kembali lockdown parsial mulai Minggu (16/5/2021) hingga 13 Juni mendatang.

Pantauan langsung Kompas.com dari lapangan pada Minggu siang menunjukan, pusat-pusat kota yang selalu ramai seperti Marina Bay dan surga belanja Orchard Road terlihat sepi.

Kendaraan-kendaraan bermotor Singapura yang tidak pernah berhenti lalu-lalang di jalan-jalan utama berkurang drastis. Bus-bus kota tetap beroperasi seperti biasa mengisi kehampaan di jalan.

Baca juga: Singapura Lockdown Parsial Lagi, Ini Berbagai Aturan dan Larangannya

Asisten Rumah Tangga (ART) terlihat menggelar tikar berpiknik di Taman Merlion, Marina Bay dengan jumlah maksimum 2 orang pada hari pertama pemberlakuan lockdown parsial Singapura (16/5/2021)KOMPAS.com/ERICSSEN Asisten Rumah Tangga (ART) terlihat menggelar tikar berpiknik di Taman Merlion, Marina Bay dengan jumlah maksimum 2 orang pada hari pertama pemberlakuan lockdown parsial Singapura (16/5/2021)
Kebanyakan warga yang berkumpul adalah Asisten Rumah Tangga (ART) dari Filipina dan Indonesia yang menggunakan hari liburnya untuk keluar rumah majikan.

Mereka berpiknik di sudut-sudut kota seperti Taman Merlion, Orchard Road, dan Kebun Raya. Kali ini mereka hanya dapat menggelar tikar dengan maksimal satu orang lainnya, karena pemberlakuan kebijakan maksimal dua orang untuk berkumpul bertatap muka.

Marina Bay yang biasanya penuh sesak pengunjung pada Minggu terlihat kosong melompong. Hanya ada segelintir pesepeda dan pelari yang sedang berolahraga.

Hingar bingar keramaian menghilang bak ditelan bumi di surga belanja Orchard Road pada hari pertama penerapan lockdown parsial Singapura (16/5/2021). Lockdown parsial diberlakukan setelah melonjaknya angka kasus komunal Covid-19 di masyarakat sejak 27 April 2021KOMPAS.com/ERICSSEN Hingar bingar keramaian menghilang bak ditelan bumi di surga belanja Orchard Road pada hari pertama penerapan lockdown parsial Singapura (16/5/2021). Lockdown parsial diberlakukan setelah melonjaknya angka kasus komunal Covid-19 di masyarakat sejak 27 April 2021
Hingar bingar keramaian juga menghilang bak ditelan bumi di Orchard Road. Jalur penyeberangan yang selalu dipenuhi kerumunan dengan kebisingan suara derapan kaki terlihat kosong melompong.

Toko-toko ritel tetap dapat beroperasi namun jumlah pengunjung dapat dihitung dengan jari tangan.

Baca juga: Covid-19 Meroket Tanpa Henti, Singapura Kembali Lockdown Parsial

Terowongan atau Underpass Stasiun MRT Orchard yang biasanya ramai dijejali pengunjung pada akhir pekan terlihat lenggang pada hari pertama penerapan lockdown parsial di Singapura (16/5/2021). Lockdown diberlakukan setelah memburuknya penyebaran Covid-19 terutama angka kasus komunal di masyarakat sejak 27 April 2021KOMPAS.com/ERICSSEN Terowongan atau Underpass Stasiun MRT Orchard yang biasanya ramai dijejali pengunjung pada akhir pekan terlihat lenggang pada hari pertama penerapan lockdown parsial di Singapura (16/5/2021). Lockdown diberlakukan setelah memburuknya penyebaran Covid-19 terutama angka kasus komunal di masyarakat sejak 27 April 2021
Lalu-lalang keramaian juga tidak terlihat di underpass atau terowongan stasiun MRT Orchard yang biasanya dijejali pengunjung terutama pada hari Minggu. Kebanyakan warga yang keluar hari ini terlihat sendiri melewati surga belanja ini.

MRT Singapura yang sedang melintas di distrik Dhoby Ghaut, Singapura Tengah terlihat lenggang pada hari pertama pemberlakuan lockdown parsial (16/5/2021). KOMPAS.com/ERICSSEN MRT Singapura yang sedang melintas di distrik Dhoby Ghaut, Singapura Tengah terlihat lenggang pada hari pertama pemberlakuan lockdown parsial (16/5/2021).
MRT Singapura yang ramai sejak pemberlakuan new normal pada 28 Desember kembali lengang. Kursi-kursi MRT terlihat kosong. Komuter juga duduk berjarak antara satu sama lain.

Kedai Kopi Koufu di kawasan Bukit Merah, Singapura terlihat kosong melompong pada hari pertama pemberlakuan lockdown parsial (16/5/2021). Pusat-pusat makanan seperti restoran, food court, kedai kopi, dan hawker diizinkan beroperasi hanya untuk take away atau membawa pulang makanan hingga 13 Juni mendatangKOMPAS.com/ERICSSEN Kedai Kopi Koufu di kawasan Bukit Merah, Singapura terlihat kosong melompong pada hari pertama pemberlakuan lockdown parsial (16/5/2021). Pusat-pusat makanan seperti restoran, food court, kedai kopi, dan hawker diizinkan beroperasi hanya untuk take away atau membawa pulang makanan hingga 13 Juni mendatang
Keheningan juga terasa ketika Kompas.com bergerak menuju ke daerah suburban atau pemukiman warga. Tidak terlihat kerumunan warga lansia yang biasanya berkumpul mengobrol di kedai kopi pada hari Minggu.

Meja-meja kedai kopi berjajar tanpa kursi mematuhi peraturan pemerintah yang melarang konsumsi makanan di pusat-pusat makanan. Warga hanya diizinkan takeaway atau membawa pulang makanan.

Sunyinya Singapura mirip seperti ketika circuit breaker diberlakukan tahun lalu dari 7 April hingga 1 Juni.

Lockdown parsial 2020 melumpuhkan ekonomi Singapura dan menjadikan negeri pulau itu mati suri. Hampir tidak terlihat manusia di sudut-sudut kota yang selalu padat itu.

Kebijakan lockdown parsial terbaru diambil setelah melonjaknya penyebaran angka infeksi lokal Covid-19 di Singapura sejak 27 April lalu.

Baca juga: Covid-19 di Singapura Ikut Memburuk, PSBB Fase 2 Berlaku Lagi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Global
Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Global
Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Global
Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Global
Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Global
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com