Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konflik Israel-Palestina (2): Bentrokan Awal sampai Solusi Dua Negara

Kompas.com - 14/05/2021, 18:53 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Hubungan antara kelompok Yahudi dan Arab di Palestina terus memanas, dan bentrok kekerasan sejak 1920.

Itu terjadi setelah gelombang awal imigrasi Yahudi, membuat kelompok Arab Palestina merasa disingkirkan.

Gerakan nasionalisme Palestina pun semakin tumbuh. Ulama besar Yerusalem, Mohammad Amin Al-Husayni (1897-1974), menjadi pemimpin gerakan Palestina Arab ini.

Baca juga: Konflik Israel-Palestina (1): Gerakan Zionisme sampai Mandat Palestina

Al-Husayni memainkan peranan penting dalam gerakan-gerakan awal menentang Deklarasi Balfour dan imigrasi masif bangsa Yahudi ke Palestina.

Kerusuhan besar pertama pecah pada 1-7 Mei 1921 di wilayah Mandat Palestina, dikenal sebagai Kerusuhan Jaffa.

Kerusuhan ini dipicu sengketa dua kelompok warga Yahudi. Tapi kemudian melebar hingga melibatkan kelompok penduduk Arab.

Awalnya pada 1 Mei 1921, Partai Komunis Yahudi mengajak bangsa Arab dan Yahudi menggulingkan kekuasaan Inggris di Palestina, dan mendirikan sebuah negara Palestina yang berafiliasi dengan Uni Soviet.

Partai menyampaikan niat ini dalam sebuah parade dari kota Jaffa ke Tel Aviv saat merayakan Hari Buruh Sedunia atau May Day.

Parade ini melintasi sebuah perkampungan bernama Manshiyya, yang berpenghuni campuran Arab dan Yahudi.

Ternyata ada parade May Day lain yang dilakukan kelompok pesaing dari Tel Aviv, Ahdut HaAvoda. Kelompok ini melakukan parade tanpa memberi tahu polisi.

Saat kedua kelompok bertemu, bentrokan tak terelakkan.

Baca juga: Israel Klarifikasi Pasukan Daratnya Sudah Menyerang Gaza

Polisi berusaha memisahkan sekitar 50 pengunjuk rasa komunis. Sementara warga Arab Kristen dan Islam ikut campur membantu polisi melawan orang Yahudi.

Insiden ini dengan cepat menyebar ke bagian selatan kota. Warga Arab di Jaffa yang mengira terjadi pemukulan terhadap saudara-saudaranya datang sambil membawa berbagai senjata menyerang permukiman Yahudi.

Kerusuhan berlanjut selama beberapa hari di beberapa kota, seperti Rehovot, Kfar Sava, Petah Tikva, dan Hadera.

Pada 7 Mei 1921, kerusuhan berakhir dan mengakibatkan 47 orang Yahudi dan 48 orang Arab tewas. Selain itu, 146 orang Yahudi dan 73 warga Arab terluka.

Ribuan warga Yahudi Jaffa akhirnya meninggalkan kota itu. Mereka mencari perlindungan di Tel Aviv, yang pada saat itu masih didominasi tenda dan rumah-rumah sementara di tepi pantai.

Setelah Kerusuhan Jaffa, Haganah yang merupakan pasukan paramiliter Yahudi dibentuk. Haganah inilah yang menjadi cikal bakal angkatan bersenjata Israel.

Baca juga: Gaza Akan Segera Kehabisan Bahan Bakar untuk Generator Listriknya

Kerusuhan Palestina 1929

Kemudian pada akhir Agustus 1929, perebutan Tembok Barat Yerusalem antara kelompok Arab dan Yahudi, meningkat menjadi aksi kekerasan.

Dalam kerusuhan yang terjadi pada 23-29 Agustus 1929 itu, 133 warga Yahudi dan 110 warga Arab tewas. Lebih dari 600 orang dari kedua kubu terluka.

Halaman:
Sumber Kompas.com
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com