Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konflik Israel-Palestina (1): Gerakan Zionisme sampai Mandat Palestina

Kompas.com - 14/05/2021, 16:47 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com — Tensi di Kota Gaza memanas sejak Senin (10/5/2021). IDF dan Hamas yang menguasai Gaza saling serang dengan menembakkan senjata berat.

Hamas menyatakan, mereka meluncurkan ribuan roket sebagai balasan karena polisi Israel menyerang warga Palestina di Yerusalem.

Baca juga: Israel Kerahkan Ribuan Tentara ke Gaza, Hamas Tebar Ancaman

IDF lalu merespons dengan mengerahkan jet tempur, dan membombardir sejumlah target yang dihuni faksi Palestina itu.

Tapi, berbicara soal konflik modern Israel-Palestina sebaiknya kita merunut hingga akhir abad ke-19 sebelum pecahnya Perang Dunia I.

Timur Tengah ketika itu merupakan wilayah kekuasaan Kekaisaran Ottoman Turki selama lebih dari 400 tahun.

Palestina, yang saat itu disebut Suriah Selatan, dipecah menjadi Provinsi Suriah, Beirut, dan Yerusalem oleh penguasa Ottoman menjelang akhir abad ke-19.

Waktu itu Palestina didominasi warga Arab Muslim dengan sedikit warga Kristen Arab, Druze, Sirkasian, dan Yahudi.

Baca juga: Siapkan Operasi ke Gaza, Israel Panggil 9.000 Tentara Cadangan

Meski hidup di bawah penjajahan bangsa Turki, kehidupan di kawasan ini bisa dikatakan jauh dari konflik dan kekerasan.

Sementara itu, jauh di Benua Biru, warga Yahudi yang banyak tersebar di Eropa Tengah dan Eropa Timur sudah sejak lama memimpikan "kembali ke Zion." Sederhananya, mereka berkeinginan kembali ke tanah yang dijanjikan Tuhan.

Imigrasi ke Palestina atau yang mereka sebut sebagai Tanah Israel sudah dilakukan. Tapi, prosesnya baru secara individual atau kelompok-kelompok kecil.

Sementara niat mendirikan sebuah negara Yahudi ketika itu belum tebersit.

Kondisinya berubah sekitar 1859-1880, ketika gelombang anti-Semit mulai melanda Eropa dan Rusia. Inilah yang memicu terbentuknya Gerakan Zionisme pada 1897.

Gerakan itu menginginkan pembentukan sebuah negara Yahudi sebagai suaka, untuk semua bangsa Yahudi di berbagai pelosok dunia.

Kelompok ini pernah mempertimbangkan beberapa lokasi di Afrika dan Amerika sebelum akhirnya memilih Palestina sebagai tujuan akhir.

Baca juga: Gal Gadot Dikecam setelah Beri Pesan Terkait Konflik Israel-Palestina

Imigrasi Bangsa Yahudi

Telah disinggung sebelumnya, Palestina saat itu masih menjadi wilayah kekuasaan Kekaisaran Ottoman Turki.

Gerakan Zionisme yang didukung Dana Nasional Yahudi kemudian mendanai pembelian tanah di Palestina yang masih menjadi jajahan Ottoman Turki, untuk pembangunan permukiman para imigran Yahudi.

Gelombang imigrasi Yahudi setelah terbentuknya Organisasi Zionis Dunia kini menjadi lebih terorganisasi. Tujuannya semakin jelas pada masa mendatang.

Awalnya, imigrasi warga Yahudi dari Eropa ke Palestina tidak menimbulkan masalah di kawasan tersebut.

Namun, dengan semakin banyaknya imigran Yahudi yang datang, semakin banyak pula tanah yang dibutuhkan untuk pembangunan permukiman.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com