Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan operasi itu "akan memakan lebih banyak waktu".
Harry Fawcett dari Al Jazeera, melaporkan dari Israel selatan, mengatakan tentara Israel akan menyampaikan rencana operasi darat kepada pemerintah.
"Itu tidak berarti bahwa (rencana) itu akan terus berjalan, karena serangan darat di Gaza akan menjadi langkah eskalasi besar yang membawa serta sejumlah besar risiko," katanya.
Banyak pemimpin dunia mengutuk kekerasan dan mendesak pengekangan.
Kunjungan pejabat keamanan Mesir merupakan perkembangan signifikan dalam upaya internasional untuk mewujudkan gencatan senjata.
Upaya semacam itu telah menjadi kunci untuk mengakhiri putaran pertempuran di masa lalu.
“Para pejabat bertemu pertama kali dengan para pemimpin Hamas di Gaza sebelum mengadakan pembicaraan dengan Israel di Tel Aviv,” kata dua pejabat intelijen Mesir, berbicara kepada AP dengan syarat anonim karena tidak berwenang berbicara dengan pers.
Tetap saja, baik Israel maupun Hamas tampaknya bertekad untuk terus maju.
Baca juga: Tayangkan Momen Saat Pria Arab Dikeroyok Massa, Media Israel Dikecam
Di Gaza, keributan terjadi pada Idul Fitri, Hari Raya umat Muslim di akhir bulan Ramadhan.
Biasanya perayaan ini merupakan waktu ketika keluarga berbelanja pakaian baru dan berkumpul untuk pesta besar.
Sebaliknya, Hamas mendesak umat untuk shalat Idul Fitri di dalam rumah mereka, atau masjid terdekat alih-alih di tempat terbuka, seperti yang tradisional dilakukan.
Di kota selatan Gaza, Khan Younis, puluhan pelayat berbaris melalui jalan-jalan membawa mayat seorang anak berusia 11 tahun, dan seorang anak berusia 13 tahun.
Keduanya ketika serangan udara Israel menghantam dekat rumah mereka, pada Rabu (12/4/2021).
Di Israel, tembakan roket dari Gaza membuat kehidupan terhenti di komunitas selatan dekat wilayah kantong.
Dampaknya juga mencapai utara hingga daerah Tel Aviv, sekitar 70 km (45 mil) jauhnya, untuk hari kedua berturut-turut.