Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru Ini Lindungi Muridnya dari Penembakan di Rusia, tetapi Anaknya Tewas Ditembak

Kompas.com - 14/05/2021, 11:43 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber The Sun

KAZAN, KOMPAS.com - Seorang guru di Rusia harus menerima kenyataan pahit, putranya tewas dalam penembakan saat dia melindungi murid-muridnya.

Alina Zaripova membarikade kelas dan menyuruh muridnya bersembunyi di bawah meja saat pelaku masuk ke sekolah Kazan.

Dia berusaha menenangkan siswanya ketika bunyi tembakan nyaring terdengar. Namun naas, anaknya, Amir Zaripov, tewas ditembak.

Baca juga: Rusia Berduka atas Korban Penembakan di Sekolah Kazan

Bocah berusia 14 tahun itu ditembak mati di kelas sebelah, ketika ibunya mencoba melindungi murid kelas lain.

Selain Amir, Elvira Ignatieva terbunuh saat berusaha melindungi murid-muridnya dari penembakan pada 11 Mei.

Guru yang bakal berulang tahun ke-26 itu mendengar keributan di lorong dan melihat pelaku. Dia pun berupaya mengadangnya.

Saksi mata mengungkapkan, dia melihat tersangka mengarahkan senjatanya ke salah satu murid Sekolah Nomor 175 Kazan.

Tanpa memedulikan keselamatannya, dia mendorong si murid. Namun, dia diberondong peluru oleh tersangka.

Ignatieva dilaporkan lulus dari Universitas Federal Kazan sebagai mahasiswi berprestasi, dan mendapat peringkat kedua "guru terbaik" pada 2018.

Baca juga: 7 Anak Tewas dalam Penembakan Sekolah Rusia, Tersangka Seorang Pemuda

Si pelaku, Ilnaz Galyaviev, mengaku "dia adalah Tuhan" dan "mempunyai monster dalam tubuhnya". Dia dijerat pasal pembunuhan massal.

Selain Ignatieva, total ada tujuh siswa yang menjadi korban tewas. Empat di antaranya merupakan siswa putra.

"Ternyata, dia menyelamatkan kami, tetapi bukan anaknya," kata Sofia, salah satu siswa di kelas Alina.

Dilansir The Sun, Rabu (12/5/2021), Sofia menceritakan, mereka mendengar ledakan beberapa kali, suara aneh, dan terdengar tangisan.

Baca juga: Penembakan di SMP Rusia, 1 Guru dan 8 Anak Tewas

Ketika akhirnya tim penyelamat mengevakuasi mereka, Sofia menyadari bahwa mereka mengalami kejadian mengerikan.

"Kami paham, kami hanya dibatasi satu dinding di tempat di mana teman-teman kami meninggal," ratapnya.

Karena kejadian tersebut, Presiden Vladimir Putin disebut akan meninjau lagi pengetatan senjata di Rusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber The Sun
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com