Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komunitas Indonesia Rayakan Idul Fitri di Swiss di Tengah Covid-19: Terasa Tegang

Kompas.com - 13/05/2021, 21:00 WIB
Krisna Diantha Akassa,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

LUCERNE, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 mengubah banyak hal. Tidak terkecuali perayaan Idul Fitri di Swiss. "Terasa tegang,“ tutur Rosidi Ostermann.

Laki laki yang sudah menetap 15 tahun di Swiss ini merasa diawasi ketika melaksanaan shalat Idul Fitri di sebuah masjid di Lucerne, Swiss Tengah.

"Begitu memasuki masjid, kami sudah diwanti-wanti dengan protokol kesehatan,“ imbuhnya. Selain masker, masih kata Rosidi, jemaah juga terus diingatkan soal jaga jarak. "Tak boleh bergerombol depan masjid, dan diharapkan langsung pulang begitu usai shalat,“ katanya.

Baca juga: Muslim Gaza Laksanakan Shalat Idul Fitri di Tengah Ancaman Serangan Udara Israel

Sholat Idul Fitri pun, karena jumlahnya melebihi 15 orang, akhirnya harus dilaksanakan dalam dua gelombang. "Satu kloter selesai, dilanjutkan dengan kloter lain yang datang belakangan,“ katanya.

Hal serupa dirasakan Jordan Mulkis. "Ya terasa sekali bedanya. Kalau di Tanah Air kan ramai banget. Disini, sejak Covid-19 melanda, Lebarannya yang sudah sepi, jadi tambah sepi,“ kata Mulkis.

Pria asal Bima yang baru menetap dua tahun di Swiss ini, merasa sedih melaksanakan Lebaran jauh dari keluarga besar. "Memang ada anak istri di Swiss. Tapi tetap tidak ada keluarga besar yang ngumpul seperti di Indonesia,“ katanya.

Agung Bondan, mantan presiden Pengajian Percikan Iman Zurich, mengaku memilih shalat Idul Fitrih di rumah bersama keluarga.

"Zaman begini, semua harus sabar. Kami memilih shalat saja di rumah berjamaah. Khotbah Idul Fitri kami ikuti dengan cara online yang disiarkan KBRI Bern,“ katanya.

Setelah shalat, imbuh Bondan, keluarganya melakukan ritual saling memaafkan. Kemudian mereka melakukan video call dengan keluarga yang ada di Indonesia. "Barulah kemudian makan bersama,“ katanya.

Baca juga: Jelang Gencatan Senjata Idul Fitri, Taliban Rebut Daerah Dekat Ibu Kota Afghanistan

Sebagai mantan petinggi komunitas muslim Indonesia di Zurich, Bondan tidak bisa menampik kunjungan dari sesama muslim Indonesia di Zurich.

"Tapi ya kami batasi, karena memang zaman pandemi,“ katanya. Kimlo, sup jamur resep ibunya di Indonesia, disiapkan untuk keluarga ini.

Lina Pambudi mengaku tidak begitu kesepian merayakan lebaran di Swiss. Wanita yang baru tiga minggu menetap di Swiss ini menyatakan sudah biasa lebaran di negeri orang.

"Saya empat tahun di Hong Kong. Hanya Lebaran di Hong Kong tetap lebih ramai, karena ada banyak orang Indonesia disana,“ tuturnya.

Di Swiss, imbuh Lina, perayaan Idul Fitri hanya dirayakan berdua saja bersama suaminya. "Kami masak bakso, biar ada Indonesianya sedikit lebaran disini,“ kata Lina.

Lina menetap di sebuah rumah kayu di pinggiran hutan di Eigenthal, Swiss Tengah. "Kanan kiri hutan. Gak ada tetangga yang ngirim ketupat, hanya bisa melihat kijang aja,“ katanya. Kangen keluarga diatasi Lina video call dengan keluarganya di Ponorogo, Jawa Timur.

Baca juga: Jelang Idul Fitri, Jalur Gaza Dibombardir Israel, 26 Orang Tewas

Kendati banyak kendala lantaran pandemi Covid-19, bukan berarti tidak ada ritual Idhul Fitri sama sekali.

Beberapa kelompok pengajian komunitas muslim Indonesia di Swiss memanfaatkan teknologi dalam perayaan lebaran kali ini. Pengajian Percikan Iman Zurich dan Pengajian An Nur Bern melakukan takbir bersama melalui jejaring Zoom.

Di Swiss diperkirakan terdapat 440 ribu umat Islam. Mayoritas umat Islam di Swiss berasal dari pecahan Yugoslavia dan Turki. Jumlah 440 ribu itu menjadikan umat Islam menduduki urutan agama kedua terbesar di Swiss setelah Kristen.

Sementara komunitas Muslim Indonesia diperkirakan berjumlah 1500 an orang. Ada beberapa kelompok pengajian untuk komunitas muslim Indonesia di Swiss. Antara lain di Zurich, Bern dan Jenewa.

Baca juga: Perayaan Idul Fitri di Seluruh Dunia dari Pakistan hingga Selandia Baru

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com