TEHERAN, KOMPAS.com - Mantan Presiden Iran yang sangat konservatif, Mahmoud Ahmadinejad, mengajukan namanya sebagai kandidat untuk menggantikan Presiden Hassan Rouhani yang moderat dalam pemilihan bulan depan.
"Jutaan orang di seluruh negeri mengundang saya untuk mencalonkan diri dalam pemilihan, dan bahkan memerintahkan saya untuk datang ke sini untuk mendaftar. Ini memberikan tanggung jawab yang berat di pundak saya," kata Ahmadinejad, berbicara setelah mengajukan lamarannya ke kementerian dalam negeri Iran, pada Rabu (12/5/2021).
Baca juga: Mantan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad Sebut Virus Corona Bagian dari Perang Biologis
Perkembangan terkait pemungutan suara 18 Juni ini, terjadi ketika Iran dan kekuatan dunia berselisih tentang menghidupkan kembali perjanjian nuklir 2015. Sebelumnya AS menarik diri secara sepihak pada 2018, dan memberlakukan kembali sanksi yang melumpuhkan.
Para calon memiliki waktu hingga Sabtu (15/5/2021) untuk mendaftar. Kemudian, mereka akan diperiksa oleh Dewan Penjaga yang didominasi kelompok konservatif.
Setelah kandidat disetujui, daftarnya diterbitkan pada 27 Mei, setelah kampanye dimulai.
Tapi media Iran menganggap peluang Ahmadinejad untuk disetujui mendekati nol.
Pria berusia 64 tahun itu mengatakan bahwa jika pencalonannya tidak disetujui, maka dia "tidak akan berpartisipasi" dalam pemilihan, baik dengan mendukung calon atau memberikan suara.
Ahmadinejad mengklaim, seperti yang sering dilakukannya dalam beberapa tahun terakhir, bahwa rakyat Iran telah kehilangan kepercayaan pada otoritas negara.
Menurutnya pemilu mendatang dianggap "mungkin sebagai kesempatan terakhirnya," untuk menyelamatkan republik Islam itu. Khususnya dalam menghadapi tantangan "yang sangat sensitif", baik domestik maupun internasional.
Baca juga: Kapal AS Luncurkan 30 Tembakan Peringatan ke Iran di Selat Hormuz
Ahmadinejad, presiden Iran dari 2005 hingga 2013, harus mundur setelah akhir dua masa jabatan berturut-turut sesuai konstitusi.
Ini sama halnya seperti yang akan dilakukan oleh presiden Rouhani pada Juni mendatang.
Pada 2009, pemilihan ulang Ahmadinejad yang disengketakan, memicu protes yang sangat sulit ditumpas. Kejadian ini sempat mengguncang republik Islam itu.
AP mewartakan pada Rabu (12/5/2021), dia disambut oleh beberapa pendukung saat memasukkan namanya.
Mereka meneriakkan "kami mendukungmu!"
Mantan presiden populis itu juga mengajukan namanya untuk pemilihan presiden 2017. Ini bertentangan dengan saran pemimpin tertinggi negara itu, Ayatollah Ali Khamenei.
Tidak mengherankan, pencalonannya ditolak oleh “Guardian Council”, sebuah badan tak terpilih yang didominasi oleh kaum konservatif dan bertanggung jawab untuk mengawasi pemilihan presiden.
Baca juga: Muncul Bukti Keterlibatan Israel dalam Pembunuhan Jenderal Top Iran
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.