Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lagi, Jenazah Diduga Korban Covid-19 Terdampar di Sungai Gangga India

Kompas.com - 12/05/2021, 15:38 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Daily Mail

NEW DELHI, KOMPAS.com - Puluhan jenazah yang diduga adalah korban Covid-19 dilaporkan kembali terdampar di Sungai Gangga, India.

Pejabat di Negara Bagian Bihar menyatakan, mereka menghitung ada 71 mayat yang mengapung, dan menyalahkan tetangga mereka, Uttar Pradesh.

Kondisi itu makin miris setelah beredar video ambulans setempat datang ke tepi sungai, dan melemparkan jasad.

Baca juga: Puluhan Jenazah Tersapu di Sungai Gangga India, Diduga Korban Covid-19

Video lain memperlihatkan mayat diduga korban Covid-19 mengapung di tepi Sungai Gangga, dengan anjing datang dan mengendusnya.

Publik India terkejut dan ngeri dengan viralnya video itu. Kebanyakan khawatir jika mayat yang ditemukan adalah kerabat mereka.

Penemuan pada Selasa (11/5/2021) terjadi setelah sehari sebelumnya (10/5/2021), 150 mayat juga terdampar di Gangga.

Media lokal memberitakan, beberapa mayat yang ditemukan terbakar sebagian. Menunjukkan mereka tak dikremasi dengan benar.

Kepada AFP, warga lokal mengungkapkan korban Covid-19 dibuang begitu saja oleh kerabatnya karena mereka tak mampu menyediakan kayu guna kremasi.

Bihar dan Uttar Pradesh merupakan dua negara bagian termiskin di India. Rumah bagi sekitar 370 juta jiwa.

Baca juga: Mandi Massal di Sungai Gangga Jadi Super Spreader Tsunami Covid-19 India

Janardhan Singh Sigriwal, anggota parlemen Bihar mengeklaim, korban meninggal virus corona dibuang oleh ambulans.

Pejabat di Distrik Katihar langsung menggelar penyelidikan pembuangan jasad yang dilakukan oknum pegawai rumah sakit.

Dilansir Daily Mail, pejabat senior rumah sakit diminta untuk memberikan penjelasan dalam beberapa hari.

Disebutkan bahwa jasad tersebut tidak ada yang mengeklaim. Karena itu, petugas hanya berusaha mengevakuasi daripada menguburkannya.

Insiden ini terjadi setelah pada Selasa, "Negeri Bollywood" mencatatkan 329.942 kasus dan 3.876 korban meninggal dalam 24 jam.

Baca juga: Update Corona Global: Korban Tewas 3,3 Juta Orang, Varian Covid-19 India Menyebar ke 44 Negara

Pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi ditekan untuk segera mengumumkan lockdown skala nasional.

Desakan bahkan dari penasihat kesehatan Amerika Serikat (AS) Anthony Fauci. "Kalian (India) harus tutup," tegasnya.

Kepada ABC Minggu (9/5/2021), Fauci menerangkan sejumlah negara bagian mungkin sudah menerapkan karantina.

"Tetapi Anda harus memutus mata rantai transmisi secara utuh. Jadi, jalan satu-satunya adalah lockdown," ujar dia.

Baca juga: Makin Menyebar, Varian Covid-19 India Ada di 44 Negara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber Daily Mail

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Global
Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Global
Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Global
Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Global
Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Global
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com