Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gadis Ini Jadi Korban Ledakan Bom Afghanistan: Mungkin Mereka Tak Ingin Kami Sekolah

Kompas.com - 10/05/2021, 15:03 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Sky News

KABUL, KOMPAS.com - Arifa mengaku tak tahu mengapa sekolahnya di Dasht-i-Barchi, Kabul, Afghanistan, jadi target ledakan bom.

"Mungkin mereka tidak ingin kami untuk sekolah, mendapat pendidikan, dan terus maju," kata dia berspekulasi.

Sebelum AS mengivasi pada 2001, pendidikan bagi perempuan merupakan hal yang tabu di bawah kepemimpinan Taliban.

Baca juga: Ledakan Bom di Sekolah Afghanistan, 40 Tewas termasuk Anak-anak

Sejak invasi itu, Inggris secara aktif memperjuangkan dorongan bagi kaum Hawa untuk berpendidikan.

Mereka menggunakan statistik sebagai indikator kemajuan bagi wanita. Meski di sisi lain, kemunduran terlihat di wilayah yang dikuasai Taliban.

Dengan Inggris, AS, dan sekutu lainnya bersiap angkat kaki dari Afghanistan di September, penduduk dibayangi ketakutan bakal kembali ditekan Taliban.

Meski begitu Arifa, seorang gadis berusia 17 tahun, berjanji tetap kembali ke sekolah meski nantinya akan ada ancaman.

"Ketakutan tentu ada, namun saya akan tetap memperjuangkan pendidikan saya," tegasnya kepada jurnalis NBC Richard Engel.

Kekerasan di negara konflik itu kembali meningkat sejak tenggat waktu yang diberikan pemberontak agar pasukan asing angkat kaki terlewati di 1 Mei.

Baca juga: Korban Tewas Ledakan Bom di Sekolah Afghanistan Bertambah Jadi 50 Orang

Namun, ledakan bom di Sekolah Sayed al-Shuhada pada Sabtu (8/5/2021) merupakan serangan yang paling mengerikan.

Berawal dari sebuah mobil yang meledak pada Sabtu sore waktu setempat ketika murid perempuan baru saja pulang.

Saat ledakan itu membuat mereka berhamburan dan panik, dau bom lain yang sudah dipersiapkan diledakkan oleh pelaku.

Setidaknya 68 orang tewas dalam insiden tersebut, mayoritas di antaranya adalah siswi. Sementara 165 lainnya terluka.

Dilansir Sky News Minggu (9/5/2021), Arifa mengingat lagi momen ketika dia mendengar "suara ledakan yang liar".

Dia jatuh ke tanah begitu ledakan pertama terdengar. "Teman saya segera menarik tangan saya," kata dia.

Baca juga: UPDATE: 68 Orang Tewas dalam Ledakan Bom Sekolah Afghanistan

Di ranjang terpisah, penyintas lain, Miriam, menderita luka bakar di wajahnya. Tangan dan kakinya juga diperban.

Dia cukup beruntung karena berhasil pulang ke rumah saat serangan pertama. Dia kemudian adanya ledakan lain dan asap merah.

"Saya terus maju dan menyadari kaki saya berdarah. Saya kemudian melihat ada pecahan di kaki saya," ujar dia.

Miriam mengungkapkan, dia begitu dekat dengan lokasi ledakan sehingga merasa wajah dan tangannya terbakar.

Baca juga: Indonesia Kutuk Serangan Bom di Sekolah Afghanistan

Insiden itu terjadi di Dasht-i-Barchi, sebelah barat Kabul, wilayah komunitas Syiah dari etnis minoritas Hazara.

Milisi seperti Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) pernah menargetkan mereka. Meski begitu, pemerintah menyalahkan Taliban.

Kelompok pemberontak melalui juru bicaranya, Zabihullah Mujahid, membantah bertanggung jawab dalam serangan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Sky News
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com