Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panjang Daftar Tunggu Tempat Tidur Setiap RS India Capai 75 Nama, Dokter Mengaku Hancur

Kompas.com - 08/05/2021, 07:16 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Newsweek

Tambahan 3.780 kematian dalam 24 jam terakhir pada hari yang sama, membuat total menjadi 226.188. Tapi para ahli kesehatan memperkirakan angka kasus dan kematian tidak dihitung.

Situasinya semakin suram sehingga ketika jenazah menumpuk, krematorium terpaksa menolak keluarga pasien yang baru meninggal.

Baca juga: Tsunami Covid-19 di India Begitu Buruk, Ini Penyebabnya

Dalam satu contoh, sebuah kota di India membuka situs krematorium anjing bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat.

Penasihat ilmiah terkemuka India mengatakan bahwa di tengah wabah virus saat ini, negara itu harus bersiap untuk gelombang ketiga kasus baru yang "tak terhindarkan".

"Fase tiga tidak bisa dihindari, mengingat tingkat sirkulasi virus yang lebih tinggi tetapi tidak jelas pada skala waktu apa fase tiga ini akan terjadi. Kita harus bersiap untuk gelombang baru," K VijayRaghavan, penasihat ilmiah utama pemerintah India, mengatakan di sebuah konferensi melansir Newsweek pada Kamis (6/5/2021).

Tidak siap

Menurut Laporan United National Development Report 2020, mengungkap alasan negara itu mengalami wabah yang memecahkan rekor sekarang.

Kondisi itu disebut terjadi karena pejabat kesehatan negara bagian tidak cukup merencanakan kebangkitan kasus baru, atau varian virus corona yang menyebar lebih cepat.

Joseph memperingatkan sementara kasus virus sebagian besar telah memengaruhi kota-kota besar di negara itu, daerah pedesaan India kemungkinan akan terpukul parah berikutnya.

Jika itu terjadi, populasi tersebut akan lebih berisiko. Pasalnya banyak daerah tidak memiliki layanan atau fasilitas kesehatan yang memadai untuk merawat individu yang terinfeksi.

Baca juga: Dalam Sepekan, Kasus Covid-19 di India Bertambah 1,57 Juta

"Begitu permintaan untuk perawatan kesehatan benar-benar meningkat di daerah pedesaan itu, di situlah krisis sebenarnya. Mereka tidak memiliki fasilitas untuk mengatasinya. Mereka tidak memiliki rumah sakit, dokter, perawat. Mereka pasti tidak memiliki persediaan oksigen,” tulis Yusuf.

Bahkan kata Joseph, di beberapa tempat hanya ada dukun, dan kadang ada petugas kesehatan tapi tidak punya fasilitas. Menurutnya krisis serius di pedesaan tinggal menunggu waktu.

Newsweek menghubungi kementerian kesehatan India untuk memberikan komentar tambahan, tetapi tidak mendapat kabar tepat waktu untuk publikasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Sumber Newsweek
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jubir Gedung Putih Analogikan Rusia Seperti Penjual Pupuk Kandang, Apa Maksudnya?

Jubir Gedung Putih Analogikan Rusia Seperti Penjual Pupuk Kandang, Apa Maksudnya?

Global
Perancis Setujui RUU Larangan Diskriminasi Berdasarkan Gaya Rambut

Perancis Setujui RUU Larangan Diskriminasi Berdasarkan Gaya Rambut

Global
Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Global
Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Global
Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Global
Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Global
Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Global
Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Global
Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Global
Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Global
Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Global
[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

Global
Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Global
Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Global
Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com