NEW DELHI, KOMPAS.com – Sebuah badan industri terkemuka di India mendesak pihak berwenang untuk membatasi aktivitas ekonomi guna menekan penyebaran Covid-19.
Presiden Confederation of Indian Industry (CII) Uday Kotak mengatakan, diperlukan respons tertinggi untuk memutus penyebaran Covid-19 di India yang masif.
Melansir Reuters, Minggu (2/4/2021), India melaporkan 392.488 kasus Covid-19 baru dalam 24 jam, menjadikan total kasus di negara tersebut tercatat 19,56 juta.
Baca juga: AS: Covid-19 di India Makin Parah, Lockdown Harus Segera Dilakukan
Angka kematian dalam 24 jam terakhir dilaporkan 3.689 jiwa, sehingga total korban meninggal akibat virus corona di India sebanyak 215.542 jiwa.
Direktur Pelaksana Kotak Mahindra Bank tersebut menambahkan, rumah sakit telah terisi penuh, pasokan oksigen medis menipis, dan kamar mayat serta krematorium kewalahan.
"Pada titik kritis ketika jumlah korban jiwa meningkat, CII mendesak langkah-langkah nasional terkuat termasuk membatasi kegiatan ekonomi untuk mengurangi penderitaan," kata Kotak.
Namun, pemerintah Perdana Menteri India Narendra Modi enggan memberlakukan lockdown karena khawatir tentang dampak ekonomi dari penutupan ekonomi.
Baca juga: Kerja Berat Penggali Makam Covid-19 India: Shift 24 Jam dan Tak Bisa Puasa
Di sisi lain, setidaknya 11 negara bagian dan wilayah persatuan telah memberlakukan berbagai bentuk pembatasan sosial.
Surat kabar Indian Express melaporkan pada Minggu bahwa gugus tugas Covid-19 di India bahkan telah menyarankan pemerintah pusat untuk memberlakukan lockdown nasional.
Negara bagian Odisha dan negara bagian Haryana menjadi wilayah terbaru yang mengumumkan lockdown pada Minggu, bergabung dengan Delhi, Maharashtra, Karnataka, dan West Bengal.
Negara bagian lain, termasuk Uttar Pradesh, Telangana, Assam, Andhra Pradesh, dan Rajasthan telah memberlakukan jam malam atau lockown akhir pekan.
Baca juga: Belajar dari India, Indonesia Harus Waspada Euforia Vaksin Corona
Bulan lalu, Modi menyatakan, semua upaya harus dilakukan untuk menghindari lockdown.
Dia khawatir, lockdown akan membuat perekonomian India berkontraksi sebagaimana yang terjadi tahun lalu.
Tahun lalu, dia memberlakukan pembatasan ketat pada pergerakan dan aktivitas sosial dan ekonomi di bulan-bulan awal pandemi.
Hasilnya, output ekonomi India turun 24 persen pada April-Juni 2020 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca juga: India Kehabisan Vaksin, Krisis Covid-19 Makin Parah
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.