Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

29 WNI Positif Covid-19 di India, Jumlah Kasus 18 Juta

Kompas.com - 30/04/2021, 22:05 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

Angka kematian tiap hari juga meningkat tiga kali lipat dalam tiga pekan terakhir, yang menunjukkan betapa tingginya angka penularan.

Menurut para pakar, yang bisa menurunkan angka penularan sekarang ini adalah vaksinasi,.

Dan pada Rabu (28/4/2021), pemerintah membuka pendaftaran bagi siapa saja yang berusia 18 tahun ke atas untuk bisa mendapatkan vaksinasi mulai Sabtu (30/4/2021).

Baca juga: Dijanjikan Vaksin Covid-19, Remaja di India Diperkosa Selama 1 Jam

Walau India merupakan negara pembuat vaksin terbesar di dunia, sampai saat ini India tidak memiliki persediaan vaksin Covid-19 yang cukup bagi sekitar 600 juta warga yang memerlukannya.

Banyak dari mereka yang mencoba mendaftar untuk divaksinasi mengatakan mereka gagal mendaftar.

Mereka mengeluh di media sosial bahwa mereka tidak bisa mendapatkan slot atau bahkan gagal masuk ke situs web, karena sistem berulang kali lumpuh karena diakses terlalu banyak orang.

"Statistik menunjukkan bahwa sistemnya jauh dari lumpuh, bahkan melambat. Sebaliknya, terlihat berjalan tanpa ada masalah," kata pernyataan pemerintah pada Rabu.

Sejak vaksinasi dimulai pada Januari, sekitar 9 persen warga India sudah mendapatkan dosis pertama vaksin.

Baca juga: Bantuan AS ke India Tiba, Memasok Kebutuhan Tes Covid-19 dan Masker

Sistem layanan kesehatan dalam keadaan krisis

Pemandangan di mana warga berusaha mencari tabung oksigen di jalan-jalan maupun di media sosial sudah menjadi pemberitaan di seluruh dunia setelah sistem layanan kesehatan India kewalahan menangani pasien.

Beberapa dokter sekarang menyarankan mereka yang positif Covid-19 di India untuk tetap berada di rumah.

Ini menyebabkan membanjirnya pesan di media sosial dari keluarga yang memohon siapa yang memiliki tabung oksigen, juga mengetahui rumah sakit yang masih memiliki tempat, dan juga obat-obatan untuk sanak saudara mereka.

Menurut Menteri Luar Negeri India Harsh Vardhan Shringla mengatakan, India akan mendapat bantuan 550 alat untuk memproduksi oksigen dan berbagai bantuan medis dari seluruh dunia mulai berdatangan.

Australia sudah menjanjikan 509 ventilator dan jutaan alat pelindung diri dalam paket bantuan awal.

Bantuan dari Rusia telah tiba di Delhi pada Kamis yang diangkut dengan dua pesawat yang membawa 20 mesin produksi oksigen, 75 ventilator, 150 alat monitor, dan 22 ton obat-obatan.

India juga akan menerima bantuan vaksin Sputnik V dari Rusia yang akan tiba pada 1 Mei.

Baca juga: Tsunami Covid-19 di India: Kami Bisa Terpaksa Membakar Mayat di Jalanan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Global
Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Global
Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Global
Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Global
Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Global
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com