Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Covid-19 Singapura Kembali Merebak, 1.200 Pekerja Asing Dikarantina

Kompas.com - 23/04/2021, 14:51 WIB
Ericssen,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

SINGAPURA, KOMPAS.com – Akibat kasus Covid-19 yang kembali merebak, Singapura mengambil langkah mengkarantina 1.200 pekerja asing yang tinggal di asrama.

Kebijakan ini diambil Kamis (22/4/2021) setelah penemuan mengejutkan terinfeksinya 19 pekerja asing oleh virus corona.

The Straits Times melaporkan, sebagian telah dikarantina di Hotel Quality Marlow di distrik Balestier, Singapura Tengah.

Baca juga: Pekerja Asing di Singapura Masih Tertular Covid-19 Setelah Divaksin

Belasan pekerja asing yang tinggal di asrama Westlite Woodlands, Singapura Utara, terdeteksi terpapar melalui pemeriksaan khusus yang dilakukan otoritas setelah salah satu rekan mereka positif Covid-19 pada Senin (19/4/2021).

Adapun dua dari 19 pekerja yaitu kasus 62.181 dan kasus 62.225 adalah teman sekamar di asrama. Kedua pria Banglades ini sudah disuntik dua dosis vaksin Covid-19 pada Maret dan awal April.

Kasus 62.225 diidentifikasi terjangkit Covid-19 varian B1351 yang berasal dari Afrika Selatan.
Kemudian 17 pekerja lain pernah terinfeksi dan pulih dari Covid-19 tahun lalu.

Investigasi sedang dilakukan lebih jauh untuk mencari tahu apakah ini adalah kasus infeksi ulang atau shedding dari infeksi lama mereka.

Adapun penderita Covid-19 dapat tetap memiliki virus di tubuh walau sudah pulih. Hal ini disebabkan oleh waktu shedding virus yang lebih panjang yaitu masa di mana pasien dapat menularkan penyakit.

Ke-17 pekerja lainnya tercatat belum menerima vaksin.

Para pekerja migran ini bekerja di sektor maritim dan kemungkinan tertular dari kapal-kapal asing yang berlabuh di Singapura.

Seluruh penghuni asrama Westlite Woodlands termasuk yang telah divaksin akan menjalani tes Covid-19.

Kasus ini berpotensi menjadi klaster pertama Covid-19 di asrama pekerja asing sejak September 2020.

Baca juga: Singapura Akan Vaksinasi Semua Warganya dari Covid-19 Mulai Juni 2021

Memori kelam 2020

Melonjaknya kasus Covid-19 di asrama pekerja asing April tahun lalu meninggalkan memori kelam bagi Singapura.

Mayoritas besar atau 90 persen dari 60.904 kasus Covid-19 Singapura berasal dari asrama pekerja asing.

Lonjakan kasus di asrama pekerja asing ketika itu memunculkan pertanyaan besar apa yang salah dengan manajemen kelola asrama.

Kondisi asrama yang sangat ramai dan kurang bersih di mana 12 hingga 20 pekerja tinggal sekamar memunculkan banyak kritik.

Tentunya sangat sulit bagi pekerja asing untuk melakukan social distancing atau menjaga jarak minimal 1 meter antara satu sama lain, mengingat padatnya tempat tinggal mereka.

Baca juga: Covid-19 Terkendali, Singapura Gencarkan Vaksinasi dan Longgarkan Acara Sosial

Pemerintah Singapura telah mencanangkan akan melakukan perbaikan dan membangun lebih banyak asrama, untuk menampung ratusan ribu pekerja asing yang mayoritas berasal dari Banglades dan India.

Pergerakan pekerja asing sendiri masih dibatasi hingga saat ini di mana mereka hanya diizinkan untuk keluar masuk asrama menuju ke lokasi tempat bekerja.

Adapun penyebaran virus corona di Singapura tetap terkendali. Singapura berada pada fase new normal atau tatanan hidup baru sejak 28 Desember 2020, di mana roda aktivitas kehidupan sehari-hari telah pulih kembali.

Kasus harian Covid-19 Singapura konsisten didominasi oleh belasan kasus impor dari negara lain.

Baca juga: Pria Singapura Disidang Setelah Curi Mainan Seks dari Kamar Asrama Universitas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Global
Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Global
Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Global
Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Global
Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Global
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com