Menurut akademisi China Wu Qiang, Jack Ma sudah melampaui "garis merah" yang ada dalam sistem Partai Komunis.
"Pengusaha tidak bisa terlibat dalam soal politik," kata Wu Qiang yang pernah menjadi dosen di Tsinghua University tersebut.
"Yang dikhawatirkan Beijing adalah bahwa pengusaha, dengan berbagai caranya akan terlibat atau berusaha mempengaruhi keputusan politik yang diambil Partai Komunis China."
Ada alasan yang jelas mengapa pemerintah di berbagai negara berusaha membatasi kuasa yang dimiliki oleh perusahaan teknologi raksasa sekarang ini.
Di Eropa, denda besar dikenakan terhadap perusahaan teknologi yang dianggap melanggar aturan.
Sekarang ini di Amerika Serikat ada debat politik mengenai apakah perusahaan teknologi harus diatur sedemikian rupa seperti perusahaan yang menyediakan kebutuhan dasar, seperti listrik dan air.
Menurut Duncan Clark, penulis buku Alibaba: The House Jack Ma Built, ada berbagai peraturan khusus di China dan Jack Ma sudah salah langkah.
"Memang sebagai pengusaha mereka harus melakukan sesuatu yang berisiko. Menjadi pengusaha adalah melakukan sesuatu di luar norma," kata Clark.
"Namun keadaan sudah berubah di bawah kepemimpinan sekarang dan partai lebih agresif."
Menurut Wu Qiang, Jack Ma sebenarnya memiliki beberapa koneksi politik namun lebih ke bekas Presiden Jiang Zemin.
Hal itu tidaklah banyak membantu dalam urusan dengan pemerintahan sekarang di bawah Presiden Xi Jinping.
Wu Qiang mengatakan Jack Ma kesulitan untuk menemui para elit politik di masa-masa dia 'menghilang' selama beberapa bulan.
"Jack Ma berulang kali ke Beijing, berusaha bertemu dengan pejabat Bank Sentral dan Politbiro, namun dia tidak memiliki akses masuk," kata Wu Qiang.
Baca juga: Kisah Terlupakan 6 Orang China Saksi Hidup Titanic Dibuatkan Film Dokumenter
Kita sekarang melihat bagaimana pemerintah China menghukum orang seperti Jack Ma, yang selama sekian lama sebelumnya seperti tidak tersentuh.
China sekarang dengan agresif berusaha menghentikan laju berbagai perusahaan milik Jack Ma.
Awal bulan ini Alibaba "menerima" denda 3,6 miliar dollar AS (sekitar Rp 52,3 triliun) yang dijatuhkan karena perilaku anti kompetisi.
"Untuk melaksanakan tanggung jawabnya kepada masyarakat, Alibaba akan beroperasi sesuai dengan hukum yang berlaku dan tumbuh lewat inovasi," kata Alibaba dalam sebuah pernyataan.
Sementara itu Ant Group sudah dikenai aturan lebih ketat sehingga membuatnya menjadi perusahaan yang tidak sebesar sebelumnya.
Dan Jack Ma masih memiliki kebebasan, paling tidak sampai sekarang.
Baca juga: Hotel yang Dihuni Dubes China Meledak di Pakistan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.