Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Gado-gado yang Jadi "Raja Salad" di Ibu Kota Finlandia...

Kompas.com - 22/04/2021, 16:55 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Ia menerangkan, di Helsinki juga ada semacam greenhouse tapi tidak cukup untuk warga satu kota plus restoran.

"Biayanya juga sangat mahal, sekilo bisa 30 kali lipat lebih mahal waktu winter (musim dingin)," ungkapnya.

Baca juga: Meski Finlandia Negara Bahagia, Bumbu Masakannya Tidak Sekaya Indonesia

Adaptasi lain yang dilakukan Bali Brunch adalah pola konsumsi makanan warga setempat sehari-hari.

Di Finlandia orang cenderung mengonsumsi menu sayuran atau makanan sehat saat hari kerja, dan di akhir pekan lebih menggemari hidangan berat.

"Senin orang banyak makan ayam sama gado-gado. Weekend orang pesan yang berat-berat, rendang, ribs, chicken wings. Makanan berat kalau di weekend cepat lakunya, mereka seperti treat themselves."

"Kalau hari kerja mungkin orang berpikir banyak aktivitas, bisa mengantuk, jadi engga makan berat," terang Galih.

Slide left to ????????????@tumis_by_balibrunch main sauce in the making by @king_of_sambal @balibrunchhelsinki ????????????????

Posted by Bali Brunch on Friday, April 16, 2021

"Raja salad" di Helsinki dan sekitarnya

Gado-gado Bali Brunch sementara ini belum memiliki pesaing di Helsinki dan sekitarnya, karena restoran Asia lainnya lebih banyak menjual salad ikan.

"Mungkin Korea sama Jepang (mirip gado-gado Indonesia), tapi saus kacangnya mereka lebih asem, lebih milky, lebih kental."

Di Helsinki saja sudah ada tiga cabang Bali Brunch, dan hanya mereka yang menjual makanan Indonesia.

Galih pun bercerita, dulu sebelum pandemi ada 16 pegawai buat 3 cabang, tetapi saat pandemi tinggal sisa 3 pegawai dengan masing-masing satu orang di tiap cabang .

"Sekarang semua lima owner turun tangan kerja, jadi ada delapan yang kerja."

Meski pandemi virus corona memukul telak bisnisnya, Galih enggan menyerah. Ia bahkan sedang menyiapkan cabang Bali Brunch keempat, berencana membuka franchise, dan anak restoran baru.

"Kita sekarang lagi nyari-nyari investor, pendanaan, soalnya kita sudah dapat tawaran buat buka di Belanda, Swedia, sama Jerman."

Kemudian untuk anak restorannya nanti juga bakal menyajikan delapan menu tetapi dengan konsep berbeda.

"Nama restorannya Tumis, dan di restoran yang ini kita memutuskan untuk jual semua makanannya dengan nama Indonesia. Penjelasannya bahasa Inggris, cuma nama menunya teri sambal balado, misalnya."

Menu-menu di Tumis nanti antara lain ikan teri sambal balado, bebek goreng balado, dan bihun goreng.

"Semuanya basically based on balado, menggunakan sambal buatan sendiri, King of Sambal."

Produk sambal khas Tumis itu satu jar-nya dibanderol seharga 7,5 euro (Rp 131.000).

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Bali Brunch (@balibrunchhelsinki)

Baca juga: Finlandia Kembali Jadi Negara Paling Bahagia Sedunia, di Mana Posisi Indonesia?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com