Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orang Aborigin Tertua di Australia, Bagaimana Hidupnya?

Kompas.com - 20/04/2021, 16:01 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Editor

"Saya ikut pacuan dengan 24 orang, semuanya joki kulit putih," kata Stephen.

"Kuda saya kuda tunggangan, kuda besar untuk menggiring ternak. Saya melatihnya ketika tidak ada yang bisa menungganginya," ujarnya.

Ia kemudian memenangkan pacuan kuda Bar Races dan Wittenoom Cup.

Rahasia agar selalu bahagia

Meski berbagai cobaan hidup telah dihadapinya, tak satu pun yang menghalangi pelestarian pengetahuan Aborigin yang dia miliki.

Setahun sekali Stephen libur selama satu minggu untuk membagikan pengetahuan ke warga sukunya.

Pria Aborigin tertua ini kadang berjalan kaki 270 kilometer ke tempat-tempat upacara suci.

"Butuh waktu tiga hari jalan kaki ke sana, upacara satu hari, lalu jalan kembali ke peternakan dalam tiga hari terakhir," katanya.

"Peternakan memberi kami setengah kantong tepung untuk bertahan hidup. Kami membawa bumerang dan tombak," ujarnya.

Tempat upacara yang dahulu sering dikunjungi Stephen kini sudah tidak ada lagi. Karena telah berubah menjadi lahan pertambangan.

"Orang kulit putih dengan dinamit menghancurkan tempat itu. Sudah terlambat untuk menyelamatkannya," katanya.

Selama 50 tahun terakhir Stephen sudah menganggap Yandeyarra Mugarinya sebagai kampung halamannya.

Namun, dia menghabiskan empat bulan dalam setahun untuk mengajar pengetahuan tradisionalnya kepada generasi muda.

Setiap tahun dia melakukan perjalanan lebih dari 3.000 km dari Bellary Springs ke Warralong, Roebourne, Bidyadanga dan Wiluna.

Ia mengaku tidak punya rencana untuk berhenti.

"Kita hanya harus tetap sibuk dan membuat diri kita bahagia," katanya.

Stephen telah meninggalkan jejak yang tak terhapuskan pada banyak orang, termasuk putrinya Margaret, yang mengaku akan mengikuti jejak ayahnya.

"Saya begitu bangga padanya," ujar Margaret.

"Saya senang bahwa dia masih ada hari ini. Melihat dia sekuat itu, memotivasi saya untuk menjadi seperti dia," katanya.

"Dia selalu berada bersama kami setiap hari. Saya dan anak-anak sangat menghargai hal itu," tambahnya.

Baca juga: [Biografi Tokoh Dunia] Fatima al-Fihri, Wanita Pendiri Universitas Tertua di Dunia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com