Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

India Perlebar Program Vaksin Covid-19 untuk Usia 18 Tahun ke Atas, Bagaimana Dampaknya ke Pasokan Global

Kompas.com - 20/04/2021, 15:21 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Guardian

NEW DELHI, KOMPAS.com - India mengumumkan akan segera membuka program vaksinasi untuk setiap orang dewasa, sebagai tanggapan terhadap melonjaknya infeksi Covid-19.

Kebijakan ini juga dapat memengaruhi pasokan di beberapa bagian dunia, yang bergantung pada vaksin buatan India untuk kampanye mereka sendiri.

Baca juga: Kasus Covid-19 Meningkat, Ibu Kota India Kembali Lockdown

Mulai 1 Mei, negara bagian India akan bebas memberikan dosis kepada siapa pun yang berusia lebih dari 18 tahun, pemerintah pusat mengumumkan pada Senin (19/4/2021).

Langkah itu merupakan bagian dari paket kebijakan untuk mengatasi gelombang kedua, yang telah membanjiri rumah sakit dan menyebabkan kekurangan oksigen di seluruh negeri.

Pemerintah Delhi adalah salah satu dari beberapa pemerintah daerah yang mengumumkan tindakan karantina baru.

Menteri Utama Delhi, Arvind Kejriwal, mengatakan ibu kota India menghadapi situasi "suram" dan perlu menerapkan lockdown setidaknya enam hari dari Senin malam (19/4/2021) melansir Guardian.

Jumlah kematian harian di India telah meningkat menjadi lebih dari 1.500. Itu merupakan angka tertinggi sejak awal pandemi.

Beberapa ahli kesehatan masyarakat menyalahkan lonjakan infeksi pada varian "mutan ganda" yang sangat menular.

Varian mutasi Covid-19 ini menyebar di kota dan desa yang telah melonggarkan jarak sosial setelah kasus tiba-tiba turun drastis setelah enam bulan pandemi.

Baca juga: Belajar dari Tsunami Kasus Covid-19 di India: Terlena Pangkal Petaka

India telah mencoba meningkatkan kecepatan program vaksinasi nasionalnya sebagai tanggapan pengendalian. Tetapi prosesnya sangat bergantung pada seberapa banyak dosis yang dapat diproduksi produsen.

Banyak pusat vaksinasi harus memberikan jatah persediaan kepada siapa pun, meskipun dosis saat ini hanya tersedia untuk orang yang berusia di atas 45 tahun.

Pemerintah mengatakan pekan lalu bahwa mereka memiliki stok kurang dari 27 juta dosis, cukup untuk bertahan sekitar sembilan hari pada tingkat vaksinasi saat ini.

Reuters melaporkan pada Minggu (18/4/2021) bahwa pemerintah kemungkinan besar akan setuju untuk memberikan hibah 30 juta dollar AS (Rp 434,8 miliar) kepada Serum Institute of India (SII).

Dengan itu, produsen vaksin Covid-19 terbesar di dunia tersebut diharap meningkatkan kapasitas produksi bulanannya menjadi 100 juta dosis, naik dari dosis 50-60 juta yang telah diproduksi saat ini.

Menghapus batasan usia akan membuka akses ke vaksin bagi setidaknya 400 juta lebih orang India.

Artinya pemerintah Delhi mengizinkan produsen India mengekspor lebih sedikit vaksin, termasuk sebagai bagian dari inisiatif Covax, program multilateral yang dimaksudkan untuk membantu negara berkembang dan berpenghasilan menengah.

Baca juga: Ratusan Ribu Ikut Festival Mandi di Sungai Gangga Meski Infeksi Covid-19 India Lampaui Brasil

India telah sangat mengurangi jumlah vaksin yang dikirim ke luar negeri.

Produsen terbesar vaksin Covid-19 dunia ini mengekspor hanya sekitar 2 juta dosis dalam beberapa minggu terakhir, dibandingkan dengan 64 juta dosis antara Januari dan Maret.

Pengiriman ke negara-negara berkembang melalui program Covax terus berlanjut, tetapi dalam jumlah yang lebih rendah dari yang diproyeksikan sebelum gelombang kedua.

CNN melaporkan, India memproduksi lebih dari 60 persen dari semua vaksin yang dijual secara global, dengan Serum Institute of India (SII) sebagai pembuat vaksin terbesar di dunia.

Namun Institut Serum mengatakan kapasitas manufakturnya dibatasi oleh larangan ekspor AS, terkait produk bahan mentah yang dibutuhkan untuk memproduksi lebih banyak dosis.

“Hormat @POTUS, jika kita ingin benar-benar bersatu dalam memerangi virus ini, atas nama industri vaksin di luar AS, saya dengan rendah hati meminta Anda untuk mencabut embargo ekspor bahan baku keluar dari AS sehingga produksi vaksin dapat meningkat,” Adar Poonawalla, Kepala SII berkicau lewat Twitternya pada Jumat (16/4/2021).

Pada Senin (19/4/2021), Guardian melaporkan bahwa Gedung Putih belum menanggapi hal ini.

Sementara itu, pada Senin (19/4/2921) Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson akhirnya membatalkan kunjungan kenegaraan ke Delhi, dengan mengutip skala wabah dalam sebuah pernyataan yang dirilis dengan pemerintah India sebagai alasannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com