NAYPYIDAW, KOMPAS.com – Pemerintah bayangan Myanmar mendesak para pemimpin ASEAN agar mengundangnya dalam pembicaraan di Jakarta, Indonesia, pekan depan.
Selain itu, pemerintah bayangan juga meminta para negara-negara ASEAN untuk tidak mengakui junta militer Myanmar yang telah melakukan kudeta pada 1 Februari.
Baca juga: Militer Myanmar Akan Bebaskan 23.000 Tahanan Jelang Tahun Baru Buddha
Pemerintah bayangan Myanmar dibentuk oleh anggota parlemen yang digulingkan junta militer. Mereka menamai diri National Unity Government (NUG).
Pemimpin junta militer Myanmar Min Aung Hlaing disebut bakal menghadiri pertemuan para pemimpin ASEAN pada Sabtu (24/4/2021) mendatang.
Pertemuan ASEAN itu dimaksudkan untuk mengatasi krisis yang sedang berlangsung di Myanmar pasca-kudeta militer sebagaimana dilansir AFP, Minggu (18/4/2021).
Jika Min Aung Hlaing benar-benar hadir, itu akan menjadi agenda resmi pertamanya ke luar negeri sebagai pemimpin junta setelah militer menggulingkan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi pada 1 Februari.
Baca juga: Pemimpin Junta Militer Myanmar Akan ke Jakarta, Hadiri Pertemuan ASEAN
Undangan untuk Min Aung Hlaing ke pertemuan tersebut menuai cemoohan dari para aktivis. Mereka mendesak para pemimpin negara untuk tidak secara resmi mengakui junta.
Wakil menteri luar negeri pemerintah bayangan Myanmar, Moe Zaw Oo, mengatakan bahwa ASEAN belum menjangkau mereka.
"Jika ASEAN ingin membantu menyelesaikan situasi Myanmar, mereka tidak akan mencapai apa pun tanpa berkonsultasi dan bernegosiasi dengan NUG,” kata Moe kepada Burma Voice of America.
Dia menambahkan, NUG merupakan pemerintah yang sah karena didukung oleh rakyat Myanmar dan memiliki legitimasi penuh.
Baca juga: Junta Myanmar Bobol Kotak Amal Masjid dan Tembak Mati 2 Warga Sipil
"Penting agar dewan militer ini tidak diakui. Ini perlu ditangani dengan hati-hati," sambung Moe.
Sejak 1 Februari, aksi demonstrasi menentang junta militer di Myanmar semakin bergelora. Pasukan keamanan tak segan membubarkan demonstrasi dengan kekerasan.
Kerusuhan berlanjut di seluruh negeri pada Minggu. Para pengunjuk rasa berdemonstrasi di Mandalay, Meiktila, Magway, dan Myingyan dengan mendukung NGU.
Militer Myanmar terus berupaya memadamkan aksi protes dan tak segan untuk membunuh demonstran.
Sejak 1 Februari, sedikitnya 730 orang tewas di tangan pasukan keamanan Myanmar menurut kelompok pemantau lokal.
Baca juga: Militer Myanmar Bombardir Kotapraja Momauk, Penduduk Kabur Berlindung
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.