LONDON, KOMPAS.com - Perdana Menteri Boris Johnson membantah campur tangan membantu Arab Saudi yang berniat mengambil alih klub sepak bola Newcastle United.
Downing Street pada Kamis (15/4/2021), mengklarifikasi rumor yang beredar tentang intervensi Johnson, di tengah skandal Westminster yang meluas atas lobi perusahaan.
Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman mengirimkan pesan pribadi melalui WhatsApp kepada Johnson pada Juni 2020.
Isinya meminta Liga Utama Inggris "mempertimbangkan kembali dan memperbaiki kesimpulan yang salah" yang memblokir usaha Arab Saudi mengambil alih klub sepak bola Newcastle United, menurut laporan Daily Mail.
Melansir AFP pada Kamis (15/4/2021), juru bicara resmi Johnson menolak mengomentari "percakapan pribadi".
Namun, mengakui bahwa PM Inggris memang menginstruksikan ajudan senior Eddie Lister untuk menyelidiki penawaran konsorsium negara Saudi kepada Newcastle United.
"Perdana menteri meminta Lister untuk memeriksa kemajuan pembicaraan sebagai potensi investasi asing besar di Inggris," kata juru bicara Downing Street kepada wartawan.
"Dia tidak memintanya untuk campur tangan. Perdana menteri tidak ikut campur. Pemerintah tidak terlibat dalam hal apa pun dalam pembicaraan pengambilalihan ini," lanjutnya.
Pengambilalihan yang gagal saat ini tunduk pada arbitrase hukum di London, setelah pemilik Newcastle United Mike Ashley menolak keputusan Liga Premier, yang menyatakan bahwa konsorsium tersebut secara efektif merupakan senjata Saudi yang dikendalikan oleh Mohammed bin Salman.
Reputasi Mohammed bin Salman telah jatuh, setelah keterlibatannya dalam kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi pada Oktober 2018 di Istanbul, terungkap.
Baca juga: Pembuatan Patung Pangeran Philip Didukung PM Inggris, Bisa Habiskan Jutaan Poundsterling
Namun, sang putra mahkota Arab Saudi membantah terlibat.
Sementara di Inggris, mantan perdana menteri David Cameron belum lama ini terjerat dalam skandal yang meluas atas kebangkrutan perusahaan keuangan Greensill Capital, yang mana pemiliknya Lex Greensill membangun banyak bisnis dengan Saudi.
Sebuah foto muncul pekan ini, yang menunjukkan Cameron dan Lex Greensill menikmati "perjalanan berkemah di gurun pasir" di Arab Saudi pada Januari 2020, saat mereka bertemu dengan MBS sebutan untuk sang putra mahkota.
Baca juga: Pangeran Philip Meninggal, Meghan Markle Siap Maafkan Kerajaan Inggris
Cameron, yang telah pensiun dari jabatan pemerintahan sejak 2016, beralih menjadi penasihat bayaran untuk Greensill Capital.
Kebangkrutan Greensill pada Maret 2021, telah mengancam ribuan pekerjaan di perusahaan yang mengandalkan pembiayaan rantai pasokannya, termasuk di kerajaan baja milik miliuner India-Inggris Sanjeev Gupta.
Johnson telah meluncurkan penyelidikan independen terhadap adanya dugaan lobi pribadi Cameron kepada para menteri terkait kebangkrutan Greensill, dan 3 komite di parlemen kini telah membuka penyelidikan internal.
Baca juga: Mendarat di Inggris untuk Pemakaman Pangeran Philip, Pangeran Harry Harus Karantina
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.