CANBERRA, KOMPAS.com - "Saya suka gadis Asia, kebanyakan dari mereka nakal dan saya suka itu," bunyi pesan yang muncul di telepon Sharon Jiang.
Pesan ini ditujukan kepada Sharon, seorang perempuan Australia keturunan China yang berusia 24 tahun dan tinggal di Sydney.
Pengirimnya adalah orang asing dari Perancis yang mengaku sedang berlibur di Australia.
Baca juga: Menstruasi Sebulan Dua Kali, Wanita Ini Syok Punya Alat Kelamin Ganda
Itu bukan pesan Asian Fetish pertama yang diterima Sharon, yang juga co-host podcast Crazy Biatch Asians.
Fetish adalah kondisi saat seseorang merasa bergairah, terangsang, atau puas dengan bagian tubuh atau benda non-seksual.
Sejumlah pria yang terhubung dengannya akan dengan cepat mengatakan kepadanya jika mereka secara seksual lebih menyukai perempuan Asia.
Satu pesan yang secara khusus membuatnya merinding mengatakan: "Saya belum pernah mencoba perempuan Asia sebelumnya."
Pesan itu diikuti dengan permintaan agar Sharon mau mempertimbangkan dirinya menawarkan "pengalaman dengan orang Asia pertama" untuk pria tersebut.
Awalnya, Sharon tersanjung ketika dia menerima pesan yang memuji dia tentang penampilannya sebagai perempuan Asia.
"Saya pikir dalam konteks kencan, semua orang ingin merasa diakui dan diinginkan," kata Sharon kepada ABC.
"Anda menggunakan aplikasi kencan untuk menemukan semacam hubungan romantis"
"(Tapi) pesan Asian fetish itu sebenarnya tidak positif. Pesan itu rasis dan merendahkan."
Baca juga: Masih Cinta, Gadis 29 Tahun Masukkan Nama Mantan ke Daftar Ahli Waris
Asian Fetish adalah objektifikasi seksual atas penampilan perempuan Asia, menurut Michelle Aung Thin, dosen senior komunikasi di RMIT University di Melbourne.
Daya tarik terhadap perempuan Asia berhubungan dengan kekuasaan dan stereotip perempuan Asia yang dianggap mudah tunduk dan patuh.
Menurut Dr Aung Thin, anggapan tersebut berasal dari stereotip Oriental dalam sejarah dan budaya populer.
Seperti penggambaran dunia Barat soal geisha, perempuan penghibur asal Jepang selama Perang Dunia II, Perang Vietnam dan Korea, serta pertunjukan panggung seperti Miss Saigon atau Madame Butterfly.
Pengalaman Sharon dalam menerima pesan-pesan juga dialami oleh banyak perempuan Asia lainnya di Australia.
Vanessa Lee, seorang perempuan Malaysia berusia 27 tahun yang bekerja di sebuah bank di Melbourne, telah menon-aktifkan beberapa aplikasi kencan selama sekitar tiga tahun.
Baca juga: Payudara Tak Sengaja Terlihat, Gadis Ini Tewas Disiksa Pacarnya
Vanessa mengatakan dia pernah menerima pesan yang ditulis dalam bahasa China yang mengatakan: "Aku ingin menidurimu."
Dia semakin kesal setelah tahu jika pengirimnya mengira dirinya adalah orang China.
Dia mengatakan kepada ABC ada banyak profil pria yang secara khusus menyoroti preferensi mereka terhadap perempuan Asia dan itu membuatnya merasa tidak nyaman.