KOMPAS.com - Unggahan foto pernikahan pasangan gay asal Thailand mendadak ramai menjadi perhatian netizen Indonesia.
Suriya Koedsang, salah satu mempelai, mengaku tak menyangka dipermalukan selama tiga hari tiga malam atas unggahan di akun Facebooknya sendiri.
Baca juga: Pasangan Gay Thailand Ini Menikah, Dapat Ancaman Mati Netizen Indonesia
Akhirnya, Suriya melaporkan insiden yang dialaminya ke Ronnarong Kaewpetch dari Network of Campaigning for Justice.
Atas hal ini Ronnarong menyatakan, setiap orang Indonesia yang sudah memberikan komentar negatif kepada pasangan gay itu dilarang ke Thailand.
Ini bukan kali pertama “galaknya” netizen Indonesia di dunia maya mendapat sorotan. Laporan terbaru Microsoft tentang Digital Civility Index (DCI), menyebut indeks kesopanan pengguna internet Indonesia dinilai rendah di tingkat global.
Dalam survei tersebut, Indonesia menempati urutan ke-29 dari 32 negara. Artinya, Indonesia masuk sebagai salah satu negara dengan tingkat kesopanan digital yang tergolong rendah di dunia. Bahkan, di kawasan Asia Tenggara, Indonesia berada di urutan terbawah.
Atas servei itu, Microsoft pun bernasib sama seperti beberapa pihak yang mendapat serangan dari warganet Indonesia di dunia maya berikut ini.
Baca juga: Netizen Indonesia Paling Tidak Sopan se-Asia Tenggara, Pengamat Sebut Ada 3 Faktor Penyebab
Levy Rozman, gamer catur online dunia dengan ID GothamChess, sempat menggembok atau mengubah akun Twitter-nya menjadi privat.
Itu terjadi setelah insiden pertandingan catur online melawan pecatur profesional Indonesia, Dadang Subur atau yang dikenal sebagai Dewa_Kipas di platform Chess.com.
Masalah berawal dari kabar bahwa pendukung Levy menuding Dadang Subur melakukan kecurangan untuk mengalahkannya. Mereka lalu disangka membuat laporan supaya akun Dewa_Kipas diblokir.
Menurut unggahan Facebook Ali Akbar, putra Dadang Subur, gencarnya pemberitaan membuat akun media sosial Levy sempat dirundung warganet Indonesia.
Meskipun akun Twitter GothamChess sudah dikunci, namun jejak komentar warganet masih bisa mudah ditemukan. Banyak yang melontarkan kata kasar dan umpatan, beberapa bahkan menggunakan kata-kata bernada rasisal dan provokasi.
Ali pun meminta agar warganet berhenti menyerang akun media sosial GothamChess.
Dia juga meminta maaf kepada Levy, karena kejadian ini berdampak lebih besar bagi Levy yang bermain catur virtual sebagai sumber penghasilan. Sementara sang Ayah, bermain Chess.com hanya untuk mengisi waktu luang.
Pihak Chess.com sendiri telah menjelaskan bahwa pemblokiran akun Dewa_Kipas bukan dikarenakan oleh laporan massal pendukung GothamChess, seperti yang diduga oleh netizen Indonesia, melainkan setelah adanya peninjauan internal.
Baca juga: Kronologi Pak Dadang Dewa Kipas Diblokir Chess.com Setelah Menang Catur Lawan GothamChess
Komentar pedas juga dilontarkan kepada aktris Korea Selatan Han So Hee.
Pemeran Yeo Da Kyung yang dimainkannya dalam drama The World of The Married, digambarkan sebagai orang ketiga dalam hubungan pernikahan seorang dokter.
Ironisnya, kepiawaiannya membawakan peran di drama tersebut, justru mendapat komentar tak menyenangkan.
Banyak netizen Indonesia yang terbawa suasana ke kehidupan nyata. Mereka yang membenci karakter pelakor yang diperankan wanita 26 tahun itu, mencibir hingga memaki Han So Hee di akun Instagramnya.
"Mbak pelakor ini mah, aku kok gereget lihat kamu walaupun cuma acting doang hahaha," tulis warganet.
"Ya Allah mau kuajak baku hantam," tulis yang lain.
"Ati-ati sama pelakor yang pake lipbalm gini, ngeriii," kata yang lain.
Baca juga: Dihujat Warganet Indonesia gara-gara Peran Pelakor, Han So Hee Malah Merasa Lucu
Reemar Martin, mendadak menjadi buah bibir hampir di semua platform media sosial tanah air. Remaja asal Filipina yang terkenal dengan video TikTok-nya ini, dikabarkan menjadi korban bully warganet Indonesia.
Kompas.com sebelumnya mewartakan aksi ujaran kebencian yang dilontarkan kebanyakan berasal dari kaum perempuan. Mereka diduga tak terima pasangannya mengidolakan remaja kelahiran 1999 ini, karena parasnya yang cantik.
Ujaran kebencian untuknya makin memanas saat penggemar Reemar mengira pelaku bullying adalah penggemar boyband Korea Selatan BTS, ARMY.
Tidak terima idolanya di-bully oleh kelompok yang diduga ARMY, mereka kemudian menyerang balik dengan melakukan aksi report pada akun BTS.
Tak mau masalah semakin besar dan memanas, Reemar Martin akhirnya membuat klarifikasi dan meminta para penggemarnya untuk berhenti menyerang BTS.
"Saya tidak tahu persis apa yang terjadi karena saya tidak mengerti bahasa Indonesia. Untuk semua penggemar BTS, saya minta maaf atas apa yang dilakukan penggemar saya. Tuhan memberkati kalian semua," tulis Reemar Martin.
Baca juga: 4 Fakta Artis TikTok Reemar Martin Di-bully Netizen Indonesia, Berawal dari Cemburu
Akun Instagram rapper asal Korea Selatan, DPR Live (@dprlive), tiba-tiba menjadi sasaran kemarahan warganet Indonesia pada Kamis (8/10/2020).
Hari itu, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tengah disorot terkait pengesahan RUU Cipta Kerja dan massa turun ke jalan menyuarakan penolakannya.
Tak disangka, unggahan terakhir @dprlive pada Jumat (2/10/2020) mendadak dibanjiri komentar dari para netizen +62.
"Tolak omnibus law," tulis akun @azizdarmanto.
"MOSI TIDAK PERCAYA," tulis akun @2hanifahiraalifa.
Komentar akun DPR Live semakin ramai, saat warganet saling mengingatkan masalah “salah server” atas komentar yang tidak nyambung itu.
"TOLONG MAS-MAS MBA-MBA INI KALIAN SALAH SERVER TAU, DPRLIVE INI PENYANYI DIA BUKAN POLITIKUS, MAKASIH SEBELUMYA," tulis akun @cherryctyl_.
"Beda DPR guys," tulis akun @kemasmha.
Meski demikian, masih ada saja warganet yang menuliskan kata-kata yang kasar seolah akun penyanyi tersebut adalah akun resmi DPR RI.
DPR Live adalah nama panggung dari Hong Da Bin. Berbeda dengan Dewan Perwakilan Rakyat, DPR milik Hong Da Bin merupakan kependekan dari Dream Perfect Regime.
Baca juga: Akun Rapper Korea DPR Live Diserang Netizen Indonesia soal Omnibus Law
Setelah tim bulu tangkis nasional dipaksa mundur dari All England, netizen Indonesia tiba-tiba menyerang akun instagram Stephen Fry.
Mereka yakin dialah service judge yang dikritik karena diduga tidak adil saat memimpin pertandingan ganda putra Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan melawan wakil Inggris, Ben Lane/Sean Vendy dalam babak pertama All England 2021, Rabu (17/3/2021).
Meski Ahsan/Hendra menang, sorotan tajam ditujukan publik kepada service judge dalam laga tersebut.
Tapi sebuah akun fanpage badminton Indonesia, tampaknya salah memberi info bahwa Stephen Fry adalah yang menjadi wasit saat itu. Padahal service judge sebenarnya diketahui bernama Alan Crow.
"Jangan menyulut kemarahan orang Indonesia, kamu wasit yang tidak adil," tulis salah seorang netizen, dikutip dari kantor berita internasional AFP, yang turut menyorot masalah ini.
Pada Jumat (26/3/2021), sejumlah netizen mungkin sadar sudah salah sasaran. Beragam komentar pedas itu dihapus dan diganti permintaan maaf kepada aktor-komedian asal Inggris berusia 63 tahun tersebut.
Warganet lain yang telanjur melihat pergunjingan di dunia maya itu menanggapi: "Orang-orang ini tidak berpikir jernih. Dan, mereka tidak mencerminkan Indonesia."
Stephen Fry, yang masuk nominasi Golden Globe dan merupakan seorang penulis sukses, tampaknya tidak menanggapi kejadian salah serang netizen Indonesia ini.
Baca juga: Mengira Wasit All England, Netizen Indonesia Ternyata Salah Serang Instagram Stephen Fry
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.