Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rilis Deklarasi Bersama soal Myanmar, FPCI Desak ASEAN dan DK PBB Bertindak

Kompas.com - 12/04/2021, 22:10 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) menggelar pertemuan virtual untuk membahas situasi terkini di Myanmar.

Bertajuk The Region Hall yang merupakan kependekan dari Regional Town Hall, acara pada Kamis (8/4/2021) ini dipandu bersama oleh ketua FPCI Dino Patti Djalal dan Nobel Laureate Jose Ramos-Horta Presiden Timor Leste 2007-2012.

Sebanyak 223 organisasi berpartisipasi dalam pertemuan virtual ini, yang tersebar dari Asia Tenggara, Australia, Amerika Serikat, Jepang, India, Korea Selatan, Britania Raya, Jerman, Meksiko, hingga Nepal.

Baca juga: Militer Myanmar Minta Keluarga Bayar Rp 1,2 Juta jika Ingin Ambil Jenazah Kerabat yang Tewas

Diskusi Region Hall membahas situasi politik, keamanan, dan kemanusiaan di Myanmar, serta memberikan kesempatan bagi organisasi akar rumput untuk terhubung dan belajar satu sama lain.

Oleh karena itu, FPCI merilis 27 poin dalam deklarasi bersama terkait situasi terkini di Myanmar.

Melansir siaran pers yang diterima Kompas.com, di poin pertama FPCI menyatakan simpatinya terhadap penderitaan dan kehilangan yang diderita rakyat Myanmar.

FPCI memberikan dukungan penuh dan solidaritas kepada rakyat Myanmar, dan meyakinkan bahwa mereka tidak sendiri dalam situasi sulit ini.

Baca juga: Aparat Myanmar Tembakkan Granat, 80 Demonstran Tewas

"Kepada mereka, kami mengatakan: Jangan putus asa. Kami mendukung Anda. Dan kami salut pada kalian!" tulis FPCI.

FPCI turut menyampaikan belasungkawa atas warga Myanmar yang kehilangan kerabat, teman, atau anggota keluarganya akibat kekerasan oleh aparat keamanan.

Lebih lanjut FPCI menyarankan organisasi kemanusiaan seperti Palang Merah Internasional harus dijamin aksesnya yang aman dan tidak terhalang.

Masukan untuk ASEAN juga disuarakan, agar mengakui CRPH dan NUG (National Unity Government) sebagai pemerintah Myanmar yang sah, bukan Tatmadaw atau junta militer.

Baca juga: Korban Sipil Tewas di Kudeta Myanmar Capai Lebih dari 700 Orang

Negara-negara ASEAN pun didesak tidak mendeportasi pengungsi dari Myanmar dan memberikan suaka.

FPCI juga meminta negara-negara ASEAN tidak memulangkan para pekerja migran Myanmar terlepas apa pun status mereka.

Dewan Keamanan PBB turut didesak agar mengirim pasukan ke Myanmar secepat mungkin.

Poin selengkapnya dari pernyataan bersama FPCI dapat Anda akses di sini.

Baca juga: Pemuda Myanmar Sebar “Molotov” Lawan Pemutusan Internet Junta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com