Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Perkara Caroline Jurie, Copot Paksa Mahkota di Panggung Berlanjut ke Jalur Hukum

Kompas.com - 08/04/2021, 21:06 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber CNN, AFP

COLOMBO, KOMPAS.com - Kontroversi Kontes Mrs Sri Lanka kini berlanjut ke jalur hukum. Mrs World 2020 Caroline Jurie dilaporkan ditangkap polisi, setelah mencopot mahkota pemenang ratu kecantikan Mrs Sri Lanka secara paksa.

Pushpika de Silva sebagai pemenang Mrs Sri Lanka edisi 2020, mengatakan mendapat perawatan di rumah sakit karena kepalanya terluka karena diperlakukan kasar oleh Jurie.

Caroline Jurie bersama temannya, Chula Manamendra sudah ditangkap pihak kepolisian.

Baca juga: Mrs World yang Copot Paksa Mahkota Ratu Kecantikan Mrs Sri Lanka Ditangkap

"Mereka diamankan atas tuduhan penyerangan dan menyebabkan kerusakan di (teater) Nelum Pokuna," jelas Pejabat polisi senior Ajith Rohana.

Kepada awak media, De Silva mengungkapkan sebenarnya dia siap mencabut laporan terhadap Mrs World 2020. Asalkan, Jurie memberikan pernyataan maaf secara terbuka. Namun, Jurie disebut menolak tuntutan itu."

Saya mencoba untuk tak melanjutkannya di pengadilan, namun dia menolak. Saya memaafkan, namun tak melupakannya," ujar ratu kecantikan 31 tahun itu melansit AFP Kamis (8/4/2021).

Belum ada komentar dari Jurie maupun pengacaranya atas penangkapan ini.

Sumber kepolisian mengungkapkan, sidang bakal digelar pekan depan dengan Jurie dan Manamendra bakal dibebaskan memakai jaminan.

Baca juga: Klarifikasi Pushpika De Silva, Mrs Sri Lanka yang Mahkotanya Dicopot Paksa karena Dituduh Cerai

Rentetan kejadian

Kontroversi meletus di kontes kecantikan Mrs Sri Lanka pada Minggu (11/4/2021). Tak lama setelah pemenang diumumkan, mantan pemegang gelar melepas mahkota dari kepala Pushpika de Silva.

Mrs Sri Lanka 2019 Caroline Jurie, mengumbar tuduhan palsu bahwa De Silva adalah seorang janda, dan karena itu tidak memenuhi syarat untuk ikut serta dalam kontes itu.

Saat Pushpika De Silva dinobatkan sebagai pemenang kompetisi, tepuk tangan dan sorakan dari penonton bergemuruh di ibu kota Sri Lanka, Kolombo.

Rekaman video dari acara tersebut menunjukkan penyelenggara memasang sabuk pemenang di sekitar De Silva dan mahkota di kepalanya.

Tak lama kemudian, pemenang kontes 2019 dan Mrs World 2020, Caroline Jurie, naik ke panggung dan mengambil mikrofon.

"Untuk Mrs World ada aturan bahwa Anda harus menikah, dan tidak bercerai. Jadi, saya memutuskan mengambil tindakan untuk menyatakan mahkota akan menjadi milik runner-up pertama."

Jurie kemudian menoleh ke De Silva yang tertegun, dengan paksa mengambil mahkota dari kepalanya. Kemudian meletakkannya di runner-up pertama, yang menangis dan berterima kasih kepada para juri saat De Silva berjalan pergi.

Baca juga: Sempat Dicopot Paksa karena Dituduh Cerai, Mahkota Ratu Kecantikan Sri Lanka Dikembalikan

Menurut CNN, Mrs World adalah kontes kecantikan internasional untuk wanita yang sudah menikah, didirikan pada 1984.

Para pemenang dari setiap negara maju ke kompetisi Mrs World untuk kembali berkompetisi. Ada aturan di dalamnya bahwa kontestan harus "sudah menikah sejak tanggal masuk kompetisi."

Setelah insiden itu, penyelenggara mengumumkan kembali De Silva sebagai pemenang resmi kontes tersebut. Mereka juga mengeluarkan pernyataan bahwa kontestan yang "menikah secara resmi" diizinkan untuk berkompetisi.

Dalam sebuah pernyataan yang diposting di Facebook pada Senin (5/4/2021), De Silva mengatakan mengklarifikasi bahwa saat ini dia terpisah dari suaminya "karena alasan pribadi."

Tetapi dia menegaskan bahwa mereka tidak bercerai. Jika dia tidak memenuhi syarat, dia akan dikeluarkan dari kompetisi di awal, katanya.

Dalam pernyataannya, De Silva menggambarkan insiden itu sebagai penghinaan dan mengecam tindakan Jurie. Menurutnya Ratu sejati harusnya tidak merebut mahkota wanita lain.

Dalam pernyataan kedua yang di unggah di Facebook pada Selasa (6/4/2021), De Silva menambahkan dia telah memaafkan mereka yang terlibat.

Penyelenggara Mrs World Inc dalam rilis berita menyatakan tengah meninjau insiden tersebut.

"Kami sangat terganggu dan dengan tulus menyesali perilaku pemegang gelar kami saat ini, Caroline Jurie, Mrs World 2020, pada penobatan," kata pernyataan itu.

Direktur Kontes Mrs. Sri Lanka disebut akan meminta Jurie untuk minta maaf. Mereka juga menegaskan Mrs World Inc tidak mengabaikan penilaian moral.

"Jika delegasi yang dikirim oleh Mrs Sri Lanka untuk bersaing di kompetisi internasional menikah secara resmi, dia akan diterima."

CNN telah menghubungi penyelenggara, De Silva, dan Jurie untuk memberikan komentar.

Baca juga: Unggah Video Menari di TikTok, Miss Papua Niugini Dipaksa Tanggalkan Mahkotanya

Bukan kasus pertama

Banyak kontes kecantikan memiliki aturan kelayakan berdasarkan status hubungan kontestan.

Misalnya, kontes Miss USA melarang kontestan yang sedang atau pernah menikah, serta mereka yang sedang hamil atau pernah melahirkan anak, sesuai dengan aturan kelayakan untuk berbagai gelar negara bagian. Miss World America dan kontes lainnya memiliki aturan serupa.

Peraturan sebelumnya telah dikritik karena dianggap ketinggalan zaman dan picik. Beberapa pihak mendesak penyelenggara untuk mengubah pedoman.

Ada beberapa contoh di mana seorang kontestan didiskualifikasi atau pemenangnya dicopot, setelah penyelenggara mengetahui kontestan berbohong tentang status pernikahannya.

Yang paling terkenal masalah Carlina Duran. Dia dipaksa menyerahkan mahkotanya setelah memenangkan Miss Republik Dominika pada 2012.

Baca juga: 7 Insiden Memalukan di Dunia terkait Kontes Ratu Kecantikan

Penyelenggara mengatakan dia telah melanggar aturan dengan menyembunyikan pernikahannya dan mengklaim dia lajang.

Pada 2018, Veronika Didusenko dinobatkan sebagai Miss Ukraina. Tapi beberapa hari kemudian, ketika diketahui dia adalah seorang ibu yang bercerai, gelarnya dilucuti.

Didusenko mengatakan dalam sebuah unggahan Instagram tahun lalu bahwa Komisi Kesetaraan dan Hak Asasi Manusia Inggris menolak untuk mengajukan kasus terhadap organisasi Miss World yang berbasis di Inggris.

Mereka berdalih hal tidak "memajukan tujuan prioritas strategis mereka," dan hanya "sejumlah kecil wanita" terlibat dalam kontes.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN, AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com