Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/04/2021, 18:45 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber AFP

BRUSSELS, KOMPAS.com – Insiden mengenai Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen yang tidak disediakan kursi di dekat Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan ditanggapi oleh Uni Eropa.

Insiden tersebut terjadi pada Rabu (7/4/2021) ketika von der Leyen tidak disediakan kursi yang berdekatan dengan Erdogan.

Baca juga: Momen Canggung, Presiden Komisi Eropa Tak Dapat Kursi saat Kunjungi Erdogan

Padahal, von der Leyen dan delegasi Eropa lainnya, termasuk Presiden Dewan Eropa Charles Michel, kala itu berkunjung ke Ankara, Turki.

Erdogan duduk di kursi berlapis emas lalu berdampingan dengan Michel. Keduanya duduk dengan latar belakang bendera Turki dan Uni Eropa yang berdampingan.

Mau tak mau, karena hanya ada satu kursi di dekat Erdogan, von der Leyen akhir duduk di sofa panjang yang terletak cukup berjarak dari Erdogan dan Michel.

Insiden tersebut dengan cepat menyebar di internet dan dijuluki sebagai sofagate.

Sofagate telah memicu banyak tuduhan atas sikap Ankara terhadap perempuan, Uni Eropa, seksisme, dan perselisihan politik internal antara lembaga-lembaga blok itu.

Baca juga: Konflik Rusia-Ukraina Bisa Picu Perang Eropa

Kejadian tersebut ditanggapi serius oleh Uni Eropa sebagaimana dilansir AFP.

Pada Kamis (8/4/2021), anggota parlemen Uni Eropa meminta dua pejabat tinggi blok itu untuk menjelaskan skandal diplomatik tersebut.

Anggota Parlemen Eropa dari Spanyol, Iratxe Garcia Perez, mengatakan kejadian tersebut sangat memalukan.

"Pertama mereka (Turki) menarik diri dari Konvensi Istanbul dan sekarang mereka tidak memberikan Presiden Komisi Eropa kursi dalam kunjungan resmi. Memalukan,” kata Perez di Twitter.

Dia menambahkan, meski hubungan Uni Eropa dan Turki sangat penting, blok tersebut tak bisa begitu saja mengabaikan hak asasi manusia, termasuk hak-hak perempuan.

Baca juga: Taiwan: Negara-negara Eropa Bantu Kembangkan Kapal Selam Dalam Negeri

Perez bertutur, dia akan berbicara dengan von der Leyen dan Michel untuk mengklarifikasi apa yang terjadi dan bagaimana menghormati institusi Uni Eropa.

Sementara itu, anggota Parlemen Uni Eropa dari Jerman, Manfred Weber, mengatakan kepada Politico bahwa kunjungan ke Ankara itu sendiri telah menjadi simbol perpecahan antara pejabat tinggi Uni Eropa.

Sebelumnya, von der Leyen, menekankan kekhawatiran Uni Eropa atas hak-hak perempuan setelah Erdogan menarik Turki dari Konvensi Istanbul.

Halaman:
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com