Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Brasil Catat Lebih dari 4.000 Kematian dalam 24 Jam untuk Pertama Kalinya

Kompas.com - 07/04/2021, 11:08 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AP,BBC

BRASILIA, KOMPAS.com - Brasil telah mencatat lebih dari 4.000 kematian terkait Covid-19 dalam 24 jam untuk pertama kalinya. Varian yang lebih menular disebut memicu lonjakan kasus.

BBC melaporkan pada Rabu (7/4/2021) rumah sakit penuh sesak, dengan orang sekarat saat mereka menunggu perawatan di beberapa kota. Sistem kesehatan di ambang kehancuran di banyak daerah.

Jumlah korban tewas negara itu sekarang hampir 337.000, nomor dua setelah Amerika Serikat (AS).

Baca juga: Beri Tempat untuk Korban Meninggal Covid-19, 1.000 Kerangka di Brasil Diambil

Tetapi Presiden Brasil Jair Bolsonaro terus menentang tindakan pembatasan hingga lockdown dalam bentuk apa pun untuk mengekang wabah.

Dia berpendapat bahwa kerusakan ekonomi akan lebih buruk daripada efek virus itu sendiri. Dia bahkan mencoba mengembalikan beberapa pembatasan yang diberlakukan oleh otoritas lokal di pengadilan.

Berbicara kepada pendukung di luar kediaman presiden pada Selasa (6/4/2021), Jair Bolsonaro mengkritik tindakan karantina. Mengklaim tindakan itu hanya menimbulkan obesitas dan depresi dan menyebabkan pengangguran.

Tapi Bolsonaro tidak mengomentari 4.195 kematian yang tercatat dalam 24 jam terakhir.

Hingga saat ini, Brasil telah mencatat lebih dari 13 juta kasus virus corona, menurut kementerian kesehatan Brasil.

Sekitar 66.570 orang meninggal karena Covid-19 pada Maret. Jumlah itu lebih dari dua kali lipat rekor bulanan sebelumnya.

Baca juga: Brasil Catat Kasus Kematian Harian Covid-19 Tertinggi di Dunia, Berpotensi Makin Parah

Bagaimana situasi di negara ini?

Di sebagian besar negara bagian, pasien dengan Covid-19 menggunakan lebih dari 90 persen tempat tidur unit perawatan intensif meskipun jumlahnya stabil sejak seminggu terakhir, menurut lembaga kesehatan Fiocruz (dalam bahasa Portugis).

Beberapa negara bagian telah melaporkan kekurangan oksigen dan obat penenang.

Namun terlepas dari situasi kritis, beberapa kota dan negara bagian telah melonggarkan langkah-langkah yang membatasi pergerakan orang.

"Faktanya adalah narasi anti-penguncian Presiden Jair Bolsonaro telah menang," kata Miguel Lago, direktur eksekutif Institut Studi Kebijakan Kesehatan Brasil, yang menasihati pejabat kesehatan masyarakat, kepada AP.

"Wali Kota dan gubernur secara politik dilarang meningkatkan kebijakan jarak fisik karena mereka tahu pendukung presiden, termasuk para pemimpin bisnis, akan menyabotase itu," katanya.

Presiden sayap kanan “Negeri Samba,” berulang kali meremehkan Covid-19, dan mempertanyakan tentang vaksin dan membela obat yang tidak terbukti sebagai pengobatan.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com