Pouyanne menambahkan, Total belum membayar pajak karena sistem perbankan tidak lagi berfungsi.
Total telah menghentikan proyek terbaru dan pengeboran di Myanmar sebagai tanggapan atas krisis Myanmar.
Baca juga: Sejarah Myanmar Disebut Negeri Seribu Pagoda
Pouyanne mengatakan, perusahaannya terkejut dengan tindakan represif yang terjadi.
Militer Myanmar mengambil alih kekuasaan setelah menahan pemimpin de facto Aung San Suu Kyi pada 1 Februari.
Setelah itu, rakyat melawan kudeta dan menuntut dikembalikannya demokrasi dengan menggelar aksi demonstrasi yang berlangsung hampir setiap hari.
Namun, aksi demonstrasi ditanggapi dengan kekerasan oleh pasukan keamanan Myanmar. Tak jarang, pasukan keamanan Myanmar tak segan membunuh para demonstran.
Pouyanne menambahkan, pihaknya akan berdonasi setara pajak yang ditanggung Total kepada pemerintah myanmar kepada asosiasi yang mengatasai hak asasi manusia.
Baca juga: Etnik Myanmar Bersatu Lawan Kudeta, Akankah Tiru Sumpah Pemuda Indonesia?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.