Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS, Jepang, dan Korea Selatan Bersatu Lawan Program Nuklir Korea Utara

Kompas.com - 03/04/2021, 06:09 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Amerika Serikat (AS), Jepang, dan Korea Selatan bersatu menghadapi kekhawatiran tentang program nuklir Korea Utara.

Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan pada Jumat (2/4/2021) mengadakan pertemuan dengan rekan-rekannya dari Korea Selatan dan Jepang.

Pertemuan tersebut digelar di Akademi Angkatan Laut AS di Annapolis, Maryland, AS. Delegasi Korea Selatan diwakili oleh Suh Hoon sedangkan delegasi Jepang diwakili Shigeru Kitamura.

Ketiga pejabat itu mengatakan dalam pernyataan bersama bahwa mereka berbagi keprihatinan tentang program rudal nuklir dan balistik Korea Utara.

Baca juga: AS Akan Duduk bareng Jepang dan Korsel untuk Bicarakan Korea Utara

Ketiganya juga berjanji untuk memperkuat kerja sama trilateral bersama menuju denuklirisasi sebagaimana dilansir AFP.

"Mereka sepakat tentang keharusan implementasi penuh dari resolusi Dewan Keamanan PBB yang relevan oleh komunitas internasional, termasuk Korea Utara,” bunyi pernyataan itu.

“Mencegah proliferasi dan kerja sama untuk memperkuat pencegahan dan memelihara perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea," sambung pernyataan itu.

Selain itu, ketiga pejabat tinggi tersebut juga membahas upaya pemberantasan Covid-19, perubahan iklim, dan cara memulihkan demokrasi di Myanmar.

Baca juga: Korea Utara Uji Coba Rudal, Biden Lontarkan Ancaman

Sebelumnya, mantan Presiden AS Donald Trump sempat bertemu dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un beberapa kali.

Dalam pertemuan tersebut, Trump berencana membujuk Korea Utara untuk meninggalkan program nuklirnya. Namun upaya tersebut gagal total.

Di sisi lain Presiden AS Joe Biden dengan tajam mengkritik pertemuan antara Trump dengan Kim Jong Un.

Biden mengatakan, pertemuan tersebut sama saja melegitimasi salah satu pemimpin paling kejam di dunia.

Namun di satu sisi, Biden juga menyatakan bahwa pihaknya sangat terbuka untuk berdiplomasi.

Baca juga: Korea Utara Umumkan Uji Coba Rudal Baru, Ini Jenisnya

Pejabat pemerintahan Biden secara luas diharapkan untuk mendukung dimulainya kembali pembicaraan tingkat rendah daripada pertemuan tingkat tinggi yang berisiko.

Biden juga memperingatkan Korea Utara tentang konsekuensi pelanggaran resolusi Dewan Keamanan PBB. Pasalnya, baru-baru ini Pyongyang menguji rudal balistiknya.

Seorang pejabat AS mengatakan, Sullivan juga berbicara dengan Jepang dan Korea Selatan tentang kekurangan pasokan semikonduktor global.

Pasokan teknologi ini cukup tersendat karena rantai pasokannya telah terganggu oleh pandemi Covid-19.

Kurangnya semikonduktor telah memaksa beberapa pembuat mobil untuk membatasi produksi dan tampaknya menyebar ke berbagai barang elektronik.

Baca juga: Korea Utara Luncurkan 2 Rudal Balistik Ke Laut Timur

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Global
Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Global
Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Global
Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Global
Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Global
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com