Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terusan Suez Masih Macet, Banyak Kapal Kontainer Terjebak, Ini Dampaknya ke Depan

Kompas.com - 25/03/2021, 08:20 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

KAIRO, KOMPAS.com – Lusinan kapal kargo yang membawa segala sesuatu mulai dari minyak hingga barang-barang konsumen mengalami kemacetan di Terusan Suez, Mesir.

Sejumlah perusahaan kemungkinan harus membuat merutekan ulang kapal kargonya memutari Afrika jika kemacetan di Terusan Suez melebihi 24 jam.

Kemacetan kapal-kapal kontainer di Terusan Suez tersebut dipicu oleh sebuah kapal kontainer yang tersangkut  setelah terdorong kuatnya embusan angin.

Diberitakan Kompas.com sebelumnya, kapal kontainer yang tersangkut tersebut bernama Ever Given, yang juga disebut "Mega Ship”.

Baca juga: Terusan Suez Macet, Kapal Kontainer Besar Sumbat Jalur Perdagangan Internasional

Ever Given memiliki berat 220.000 ton dan panjang 400 meter. Kapal kontainer ini terjebak di dekat ujung selatan kanal pada Selasa (23/3/2021).

Upaya terus dilakukan hingga Rabu (24/3/2021) untuk mengapung kembali Ever Given sebagaimana dilansir Reuters.

Sejumlah sumber dari sektor pelayaran mengatakan kepada Reuters bahwa kemacetan tersebut telah mengganggu pelayaran reguler yang melalui Terusan Suez.

Terusan tersbeut yang merupakan salah satu titik pelayaran paling penting dunia dan rute laut tercepat yang menyambungkan Asia dan Eropa.

Baca juga: Sejarah Terusan Suez

Organisasi intelijen pasar komoditas, Kpler, mengatakan lebih dari 20 kapal tanker yang membawa minyak mentah dan produk olahan terkena dampak dari gangguan tersebut.

Terusan Suez juga merupakan rute pelayaran utama bagi kapal tanker yang membawa gas alam yang dicairkan (LNG).

Sebanyak tujuh kapal tanker yang LNG terjebak pada Rabu menurut data yang diperoleh dari sistem pelacakan kapal Refinitiv.

Setiap penundan pelayaran dan terganggnya pelayaran dapat berdampak langsung pada harga LNG dan gas Eropa.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Terusan Suez Mulai Dibangun

Dis sisi lain, ada lebih dari 13 kapal kontainer berlabuh di sekitar Terusan Suez sedangkan setidaknya dua lainnya menunggu di Mediterania.

Perusahaan pelayaran peti kemas terbesar di dunia AP Moller Maersk mengatakan, sebanyak tujuh kapalnya telah terpengaruh oleh kemacetan di Terusan Suez sejauh ini.

Perusahaan tersebut menambahkan, sebanyak empat dari kapal tersebut terjebak di Terusan Suez sementara sisanya menunggu untuk memasuki jalur tersebut.

"24 jam ke depan akan sangat penting dalam menentukan dampak jangka panjang," kata Chris Evans, spesialis rantai pasokan internasional dengan perusahaan layanan profesional Colliers.

Baca juga: Tano Ponggol Bakal Disulap Jadi Terusan Suez Indonesia

"Jika ada penundaan yang signifikan, maka Tanjung Harapan (di Afrika Selatan) kemungkinan akan berfungsi sebagai rute alternatif untuk membuat segala sesuatunya terus berjalan,” imbuh Evans.

Bahkan sebelum adanya insiden di Terusan Suez tersebut, sistem pelayaran mengalami sedikit “kejutan”.

Pasalnya, sistem pelayaran terganggu oleh pandemi virus corona sedangkan permintaan barang-barang retail justru melonjak.

Baca juga: Berusia lebih dari 140 Tahun, Ini 6 Fakta Menarik Terusan Suez

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Reuters

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Kematian akibat Demam Berdarah di Bangladesh Capai 1.006 Orang, Jadi Wabah Terburuk

Kematian akibat Demam Berdarah di Bangladesh Capai 1.006 Orang, Jadi Wabah Terburuk

Global
Dokter di Pakistan Ini Gandeng Montir Motor Lakukan 328 Transplantasi Ginjal Ilegal

Dokter di Pakistan Ini Gandeng Montir Motor Lakukan 328 Transplantasi Ginjal Ilegal

Global
Hakim New York: Trump Lebih-lebihkan Nilai Properti untuk Kesepakatan Bisnis

Hakim New York: Trump Lebih-lebihkan Nilai Properti untuk Kesepakatan Bisnis

Global
Markas Besar Polisi di Ismailia Mesir Kebakaran, 38 Orang Terluka

Markas Besar Polisi di Ismailia Mesir Kebakaran, 38 Orang Terluka

Global
Hindari 'Government Shutdown', Biden Tanda Tangani UU Jangka Pendek

Hindari "Government Shutdown", Biden Tanda Tangani UU Jangka Pendek

Global
Rangkuman Hari Ke-585 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan AS Tak Pasti | Drone Gempur Perbatasan

Rangkuman Hari Ke-585 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan AS Tak Pasti | Drone Gempur Perbatasan

Global
Udara Singapura Bisa Ikut Memburuk akibat Kebakaran Hutan di Sumatera

Udara Singapura Bisa Ikut Memburuk akibat Kebakaran Hutan di Sumatera

Global
AS Hindari 'Government Shutdown', Bantuan ke Ukraina Kini Tak Pasti

AS Hindari "Government Shutdown", Bantuan ke Ukraina Kini Tak Pasti

Global
Mengenal Apa Itu 'Government Shutdown' dan Dampaknya di AS bila Terjadi

Mengenal Apa Itu "Government Shutdown" dan Dampaknya di AS bila Terjadi

Global
Turkiye Serang Basis Milisi PKK di Irak Usai Bom Bunuh Diri Guncang Ankara

Turkiye Serang Basis Milisi PKK di Irak Usai Bom Bunuh Diri Guncang Ankara

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Banjir di New York | Krisis Properti China Berlanjut

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Banjir di New York | Krisis Properti China Berlanjut

Global
Kisah Perang Dunia II: Serdadu Australia Mengebom Kapal Jepang di Singapura

Kisah Perang Dunia II: Serdadu Australia Mengebom Kapal Jepang di Singapura

Global
Di Balik Batalnya 'Government Shutdown' di AS...

Di Balik Batalnya "Government Shutdown" di AS...

Global
Ukraina Upayakan Bantuan AS Tetap Mengalir Usai Batalnya 'Government Shutdown'

Ukraina Upayakan Bantuan AS Tetap Mengalir Usai Batalnya "Government Shutdown"

Global
Ponselnya Ketinggalan, 2 Pencuri Ini Balik ke Toko lalu Ditangkap Polisi

Ponselnya Ketinggalan, 2 Pencuri Ini Balik ke Toko lalu Ditangkap Polisi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com