Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selidiki Kasus Khashoggi, Ahli PBB Dapat Ancaman Pembunuhan dari Pejabat Tinggi Arab Saudi

Kompas.com - 24/03/2021, 16:19 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

JENEWA, KOMPAS.com - Ahli khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang melakukan penyelidikan atas pembunuhan brutal jurnalis Jamal Khashoggi, mengaku mendapat ancaman pembunuhan dari seorang pejabat senior Arab Saudi.

Kepada The Guardian pada Selasa (23/3/2021), Agnes Callamard mengatakan kabar itu didapatkan dari koleganya pada Januari 2020. Kabarnya, ada seorang pejabat tinggi Arab Saudi mengancam untuk membuatnya "diurus".

Callamard mengatakan rekan-rekannya di Jenewa mengartikan komentar tersebut sebagai "ancaman kematian."

Intimidasi itu disampaikan dua kali saat pertemuan dengan para pejabat senior PBB di Jenewa pada bulan yang sama.

Pertemuan tersebut melibatkan diplomat Saudi yang berbasis di Jenewa, pejabat Kerajaan yang berkunjung langsung dari Saudi, dan pejabat PBB.

Para pejabat Saudi mengkritik penyelidikan Callamard atas pembunuhan Khashoggi. Mereka menyatakan kemarahan tentang kesimpulannya.

Baca juga: Pengadilan Turki Menolak Menambahkan Laporan AS dalam Persidangan Khashoggi

Dalam pertemuan itu, dikabarkan salah satu pejabat Saudi yang berkunjung mengatakan menerima panggilan telepon dari orang-orang yang siap "menjaga" Callamard, jika PBB tidak mengambil tindakan.

Pejabat PBB yang hadir menolak kabar tersebut, sementara pejabat Saudi lainnya berusaha meremehkan komentar tersebut, menurut laporan The Guardian.

"Itu dilaporkan kepada saya pada saat itu juga dan itu adalah satu kesempatan di mana PBB mengkritik keras masalah itu. Orang-orang yang hadir, kemudian juga menjelaskan kepada delegasi Saudi bahwa ini (intimidasi) benar-benar tidak pantas dan berharap hal itu tidak akan berlanjut," kata Callamard.

Callamard mengaku gertakan itu tidak berhasil pada saya, namun jelas dia tidak ingin ada lebih banyak ancaman serupa dilontarkan. Dia menyatakan tetap bertekad melakukan apa yang harus dia lakukan.

“Itu tidak menghentikan saya untuk bertindak dengan cara yang saya pikir benar untuk dilakukan," tambah Callamard, yang akan memulai pekerjaan baru sebagai sekretaris jenderal Amnesty International bulan ini, melansir Business Insider.

Kedutaan Besar Saudi di Washington DC, tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Insider.

Baca juga: AS Bungkam soal Hukuman Putra Mahkota Arab Saudi dalam Pembunuhan Khashoggi

Investigasi Callamard secara langsung melibatkan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman, penguasa de facto kerajaan. Namanya sudah banyak dikabarkan terlibat dalam pembunuhan Khashoggi pada Oktober 2018 di konsulat Arab Saudi di Istanbul.

Khashoggi adalah kolumnis Washington Post pada saat pembunuhannya, dan sering mengkritik pemerintah Saudi, termasuk Pangeran Mohammed, dalam tulisannya.

Laporan PBB Juni 2019 yang disusun oleh Callamard, menggambarkan pembunuhan Khashoggi sebagai eksekusi yang disengaja dan direncanakan. Pembunuhan digolongkan sebagai tindakan di luar hukum, yang menjadi tanggung jawab Arab Saudi di bawah hukum hak asasi manusia internasional.

"Ada bukti yang dapat dipercaya, yang menjamin penyelidikan lebih lanjut atas tanggung jawab individu pejabat tinggi Saudi, termasuk Putra Mahkota," menurut laporan itu.

Sebuah laporan intelijen AS yang baru-baru ini dibuka menawarkan kesimpulan serupa. Dilaporkan bahwa "Putra Mahkota Arab Saudi Muhammad bin Salman menyetujui operasi di Istanbul, Turki untuk menangkap atau membunuh jurnalis Saudi Jamal Khashoggi."

Baca juga: 3 Nama Tiba-tiba Hilang dalam Laporan Intelijen AS Soal Pembunuhan Khashoggi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com