Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil Pemilu Israel Buntu, Akankah Netanyahu Lanjutkan Kekuasaannya?

Kompas.com - 24/03/2021, 13:29 WIB
Ericssen,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

YERUSALEM, KOMPAS.comKrisis politik berkepanjangan yang mendera Israel kelihatannya belum akan berakhir dalam waktu dekat.

Pemilihan umum (pemilu) Knesset yang digelar Selasa (23/03/2021) tidak menghasilkan pemenang yang kuat untuk membentuk pemerintahan baru Israel.

Hasil exit poll yang dirilis Channel 12 dan Channel 13 menunjukan deadlock antara blok politik Netanyahu dan blok politik anti Netanyahu.

Baca juga: Itamar Ben-Gvir, Politikus Sayap Kanan yang Bakal Masuk Parlemen Israel

Blok politik sayap kanan Netanyahu yang terdiri dari partainya Likud, Shas, United Torah Judaism, dan partai esktrem kanan Relijius Zionis diprediksi akan memenangkan 52-53 dari 120 kursi Knesset.

Sementara itu blok politik yang ingin mengakhiri cengkeraman kekuasaan Netanyahu diprediksi akan meraih 60-61 kursi Knesset.

Walau memiliki peluang besar membentuk pemerintahan mayoritas sangat tipis, partai-partai yang menentang Netanyahu ini memiliki perbedaan ideologi yang sangat tajam.

Diragukan apakah partai sentris seperti Yesh Atid, partai Arab, partai konservatif Harapan Baru, partai Buruh dan partai lainnya dapat bersatu membentuk koalisi pelangi.

Satu-satunya partai yang netral dan akan menjadi kingmaker penentu nasib Netanyahu adalah partai Yamina. Partai berideologi nasionalis zionis ini menyatakan akan menunggu hasil akhir sebelum memutuskan.

Jika pemimpin Yamina, Naftali Bennett memilih bekerja sama dengan Netanyahu, sangat besar kemungkinan suami Sara Netanyahu itu dapat melanjutkan kekuasannya.

Baca juga: Benjamin Netanyahu Harapkan Kesuksesan Vaksinasi Covid-19 Membawanya Menang Pemilu Israel

Bennett adalah mantan Menteri Pertahanan dan sekutu politik yang berbalik arah menjadi pengkritik pedas rejim Netanyahu.

Pemilu keempat dalam dua tahun

Kebuntuan politik yang melumpuhkan Israel telah mengacaukan pemerintahan negeri Zionis ini.

Pemilu Knesset ini adalah yang keempat dalam dua tahun terakhir. Dua pemilu pertama pada April 2019 dan September 2019 gagal menghasilkan pemerintahan baru.

Pemilu ketiga pada Maret tahun lalu membentuk pemerintahan persatuan antara Netanyahu dan rivalnya, mantan panglima militer Jenderal Benny Gantz.

Namun perkawinan politik yang diwarnai cekcok politik tanpa henti ini hanya berumur delapan bulan dan kolaps setelah gagal meloloskan anggaran belanja negara.

Baca juga: PM Netanyahu Hadiri Sidang Dugaan Korupsi terhadapnya Jelang Pemilu Israel

Netanyahu sejauh ini tetap mampu mempertahankan kursi PM yang telah digenggamnya selama 15 tahun.

Walau telah didakwa atas sejumlah kasus korupsi, perdana menteri berusia 71 tahun ini tidak tergoyahkan.

Sesuai kesepakatan rotasi kursi PM, Netanyahu harusnya menyerahkan kekuasaan ke Gantz pada bulan Oktober 2021.

Namun seperti diduga, dia enggan turun dari kursi PM dan memilih kembali bertarung di pemilu dini di tengah pandemi Covid-19 yang masih melanda Israel.

Tetap terbelahnya rakyat Israel membuka kemungkinan kemelut politik berlanjut dengan digelarnya pemilu kelima dalam 6 bulan ke depan jika pemerintahan baru gagal terbentuk.

Baca juga: Besok, PM Israel Dikabarkan Lakukan Kunjungan Perdana ke Uni Emirat Arab

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com