Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Xi Jinping dan Kim Jong Un Bertukar Pesan Perkuat Hubungan untuk Hadapi "Kekuatan Musuh"

Kompas.com - 23/03/2021, 18:31 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

PYONGYANG, KOMPAS.com - Para pemimpin China dan Korea Utara menegaskan hubungan aliansi tradisional mereka di tengah persoalan dengan Amerika dan negara Barat lainnya.

Kantor berita pemerintah Korea Utara, KCNA, mengatakan pada Selasa (23/3/2021), bahwa Kim Jong Un bertukar pesan dengan Xi Jinping, seperti yang dilansir dari Associated Press (AP) pada Selasa (23/3/2021).

Disebutkan bahwa Kim menyerukan untuk "persatuan dan kerja sama" yang lebih kuat dengan China dalam menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh "kekuatan musuh".

Baca juga: Malaysia Perintahkan Staf Diplomatik Korea Utara Angkat Kaki dalam Waktu 48 Jam

Menurut KCNA dan kantor berita pemerintah China, Xinhua, bahwa Xi dalam pesannya kepada Kim, menggambarkan hubungan bilateral kedua negara itu sebagai "aset berharga" dan berjanji untuk memberikan kontribusi yang tidak ditentukan untuk perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea.

KCNA mengatakan Xi juga menyatakan komitmennya untuk "memberikan kehidupan yang lebih baik kepada rakyat kedua negara."

Beberapa analis melihat hal itu sebagai indikasi bahwa China akan segera memberikan bantuan kepada Korea Utara, seperti makanan, pupuk, serta bantuan lainnya yang sangat dibutuhkan dan berkurang secara signifikan di sana, di tengah penutupan perbatasan selama pandemi Covid-19.

Baca juga: Menhan AS ke Korea Utara: Kami Siap Bertempur Malam Ini Juga

Xinhua mengatakan pesan para pemimpin itu dipertukarkan selama pertemuan antara diplomat senior China, Song Tao dan Duta Besar Korea Utara untuk China, Ri Ryong Nam selama pertemuan di Beijing pada Senin (22/3/2021).

Pertukaran antara para pemimpin terjadi ketika pemerintahan Joe Biden meningkatkan upaya diplomatik untuk memperkuat kerja sama dengan sekutu Asia, yaitu Korea Selatan dan Jepang, untuk menangani ancaman nuklir Korea Utara dan pengaruh regional China yang semakin meningkat.

Pejabat tinggi AS dan China pada akhir pekan lalu di Alaska, terlibat perdebatan sengit dalam pertemuan tatap muka pertama yang tegang, sejak Presiden Joe Biden menjabat.

Baca juga: Korea Utara: Upaya AS Memulai Kontak sebagai Trik Murahan

Menteri Luar Negeri AS mengatakan Washington bersatu dengan sekutunya mendorong dalam melawan otoritarianisme China.

Pembicaraan kontroversial di Anchorage, Alaska terjadi setelah Blinken dan Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin melakukan perjalanan ke Jepang dan Korea Selatan untuk membicarakan yang berfokus pada Korea Utara dan China.

Selama kunjungannya ke Seoul, Blinken dengan keras mengkritik ambisi nuklir Korea Utara dan catatan pelanggaran hak asasi manusianya, serta tekanan China untuk menggunakan "pengaruh yang luar biasa" yang meyakinkan Korea Utara agar melakukan denuklirisasi.

Baca juga: Korea Utara Sebut Grup Band K-pop Seperti Budak yang Dicuri Tubuh, Pikiran, dan Jiwa Mereka

Korea Utara sejauh ini mengabaikan upaya pemerintah Biden untuk menjangkau diplomasi, dengan mengatakan bahwa pihaknya tidak akan terlibat dalam pembicaraan yang berarti dengan Amerika Serikat.

Kecuali, Washington meninggalkan apa yang dilihat Pyongyang sebagai kebijakan "bermusuhan", yang dengan jelas mengacu pada sanksi dan tekanan yang dipimpin AS terhadap program nuklir Korea Utara.

KCNA mengatakan Kim berbicara tentang keadaan hubungan Korea Utara dengan Amerika Serikat dan Korea Selatan.

Kim juga mengatakan komunikasi antara ia dan Xi diperlukan dalam menghadapi "situasi dan kenyataan eksternal" yang berubah, yang tampaknya mengacu pada pemerintahan AS yang baru.

Baca juga: Abaikan Ajakan Diskusi Nuklir, Korea Utara Ajukan Syarat Ini kepada AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com